Innalillahi wa innalillahi rojiun...
Selamat jalan Guru, semoga ilmu yang engkau ajarkan menjadi amal jariyah yang selalu mengalir pahalanya.
Selamat Jalan Dokter, smoga amal Ibadahmu, diterima di sisi-Nyad. Semoga lapang dan terang alam kuburmu.
Selamat jalan Guru, semoga ilmu yang engkau ajarkan menjadi amal jariyah yang selalu mengalir pahalanya.
Selamat Jalan Dokter, smoga amal Ibadahmu, diterima di sisi-Nyad. Semoga lapang dan terang alam kuburmu.
Aamiin Yaa Robbal Alamin
Selamat Jalan dr. Ruslan HS, SpRM
***
Aku baru dapat khabar beliau meninggal dari status TS dr. Adi Kurniawan, bahkan tak tahu jelas kapan dan sakit apakah beliau sebelum meninggal. Tapi sungguh aku ingin menulis kisah ini, kisah yang mungkin Almarhum tak mengingatnya lagi. Namun buatku tak akan terlupakan.
Dokter Ruslan, begitu kami menyapanya. Kebapaan, berwibawa, karismatik dan sangat bersahaja. Ini kesanku tentang beliau. Aku punya kisah spesial tentang beliau. Ya...beliau adalah salah seorang yang memberiku kado istimewa dihari pernikahanku lebih dari 8 tahun yang lalu. Begini kisahnya :
Aku hampir selesai menjalani stase di PDL saat aku mulai 'diproses', satu fase yang menghantarkanku kejenjang pernikahan. Aku melewatinya dengan banyak kisah perjuangan. Berjibaku dengan ujian di PDL yang memang berat, ditambah dengan harus menyakinkan orangtua di Lampung dan dalam kondisi yang belum lancar komunikasi (belum era hp-hpan), cukup rumit pokoknya. Belum lagi sholat istikharohpun aku jalani disela jam jaga dan persiapan ujian di PDL. Akhirnya fase awal terlewati. Aku mulai menghitung tentang tanggal yang paling real untuk fase selanjutnya. Khitbah, akad nikah dan walimatul ursy, hmmm....sekitar 6 pekan lagi. Akhirnya akupun merancang stase berikutnya harus 'minor' yang saat itu memakan waktu 5 pekan. Nah setelah minor sepertinya aku baru ambil Rehab dan Gilut yang saat itu masa stasenya 2,5 pekan. Artinya aku berharap hanya 'cuti' alias staknasi 2,5 pekan tersebut. Klop.
Tapi ternyata Allah berkehendak lain, saat aku sudah yakin bakal masuk stase JIWA ( karena sempat urus-urus) ternyata aku masuk Gilut yang dengan sendirinya nyambung Rehab. Akhirnya aku sempet cari kalau-kalau ada kawan yang mau diajak tuker. Hasilnya, sayang sekali aku tak mendapat seorangpun yang bersedia, karena memang aku tak sampaikan alasan bahwa aku mau nikah, btw meski kecewa karena aku bakal 'cuti' 5 pekan tak apalah pasti ada hikmahnya, batinku saat itu.
Stase GILUT berlalu dengan lancar. REHAB kutiti sudah dengan tidak konsent. Karena banyaknya ini itu yang harus kupersiapkan untuk akad nikah dan acara lainnya. Akhirnya saat pengumuman ujian dan tugas diumumkan, dokter pengujiku adalah dr. Ruslan, SpRM dan tugasku refratkupun dengan beliau. Ujian tak terlalu mengecewakan, Alhamdulillah bisa jawab, tinggal hasilnya. Nach saat mencari bahan refrat aku yang rada kesulitan. Refrensinya langka. Akhirnya karena keterbatasan waktu, aku harus segera pulang mudik, refrat yang jauh dibawah sempurna kukumpulkan. Aku masih jelas mengingat moment itu. Ku ketuk ruang Kepala Bagian Rehabilitasi Medik, RSMH dan aku bertemu dr. Ruslan, SpRM pagi itu.
Kusampaikan maksudku menghadap beliau, yaitu mengumpulkan tugas refrat sekaligus menyerahkan undangan akad nikah dan walimatul ursy-ku yang masih sekitar 10 hari lagi. Beliau buka undangan 'hijau'ku, tertegun sejenak, reaksinya....dengan senyuman beliau menanyakan kartu staseku, menandatanganinya, membaca refratku sekilas langsung tandatangan dan menulis diselembar kertas.
"Tolong ini serahkan ke dekanaat ya....nilai Rehabmu langsung keluar hari ini. Sebagai hadiah pernikahan nilai B untukmu"
Wow....rasanya seperti tak menginjakkan kaki dibumi lagi karena girang dan seunengnya. Akupun pamit dan mengucapkan banyak terima kasih, tak henti-henti ku bersyukur, rupanya ini salah satu hikmah aku stase Rehab sebelum akad nikah, mendapat kado istimewa dari orang yang juga istimewa. Allah memang sebaik-baik merancang moment :)
Aku hampir selesai menjalani stase di PDL saat aku mulai 'diproses', satu fase yang menghantarkanku kejenjang pernikahan. Aku melewatinya dengan banyak kisah perjuangan. Berjibaku dengan ujian di PDL yang memang berat, ditambah dengan harus menyakinkan orangtua di Lampung dan dalam kondisi yang belum lancar komunikasi (belum era hp-hpan), cukup rumit pokoknya. Belum lagi sholat istikharohpun aku jalani disela jam jaga dan persiapan ujian di PDL. Akhirnya fase awal terlewati. Aku mulai menghitung tentang tanggal yang paling real untuk fase selanjutnya. Khitbah, akad nikah dan walimatul ursy, hmmm....sekitar 6 pekan lagi. Akhirnya akupun merancang stase berikutnya harus 'minor' yang saat itu memakan waktu 5 pekan. Nah setelah minor sepertinya aku baru ambil Rehab dan Gilut yang saat itu masa stasenya 2,5 pekan. Artinya aku berharap hanya 'cuti' alias staknasi 2,5 pekan tersebut. Klop.
Tapi ternyata Allah berkehendak lain, saat aku sudah yakin bakal masuk stase JIWA ( karena sempat urus-urus) ternyata aku masuk Gilut yang dengan sendirinya nyambung Rehab. Akhirnya aku sempet cari kalau-kalau ada kawan yang mau diajak tuker. Hasilnya, sayang sekali aku tak mendapat seorangpun yang bersedia, karena memang aku tak sampaikan alasan bahwa aku mau nikah, btw meski kecewa karena aku bakal 'cuti' 5 pekan tak apalah pasti ada hikmahnya, batinku saat itu.
Stase GILUT berlalu dengan lancar. REHAB kutiti sudah dengan tidak konsent. Karena banyaknya ini itu yang harus kupersiapkan untuk akad nikah dan acara lainnya. Akhirnya saat pengumuman ujian dan tugas diumumkan, dokter pengujiku adalah dr. Ruslan, SpRM dan tugasku refratkupun dengan beliau. Ujian tak terlalu mengecewakan, Alhamdulillah bisa jawab, tinggal hasilnya. Nach saat mencari bahan refrat aku yang rada kesulitan. Refrensinya langka. Akhirnya karena keterbatasan waktu, aku harus segera pulang mudik, refrat yang jauh dibawah sempurna kukumpulkan. Aku masih jelas mengingat moment itu. Ku ketuk ruang Kepala Bagian Rehabilitasi Medik, RSMH dan aku bertemu dr. Ruslan, SpRM pagi itu.
Kusampaikan maksudku menghadap beliau, yaitu mengumpulkan tugas refrat sekaligus menyerahkan undangan akad nikah dan walimatul ursy-ku yang masih sekitar 10 hari lagi. Beliau buka undangan 'hijau'ku, tertegun sejenak, reaksinya....dengan senyuman beliau menanyakan kartu staseku, menandatanganinya, membaca refratku sekilas langsung tandatangan dan menulis diselembar kertas.
"Tolong ini serahkan ke dekanaat ya....nilai Rehabmu langsung keluar hari ini. Sebagai hadiah pernikahan nilai B untukmu"
Wow....rasanya seperti tak menginjakkan kaki dibumi lagi karena girang dan seunengnya. Akupun pamit dan mengucapkan banyak terima kasih, tak henti-henti ku bersyukur, rupanya ini salah satu hikmah aku stase Rehab sebelum akad nikah, mendapat kado istimewa dari orang yang juga istimewa. Allah memang sebaik-baik merancang moment :)
dr. Ruslan HS, SpRM in memorian
Besoknya aku kontak Yuk Erna Dekanat, menanyakan khabar tentang meninggalnya dr. Ruslan, ternyata Yuk Erna membenarkan dan menambahkan informasi bahwa dr. Ruslan meninggal di ICU RSMH karena serangan stroke yang ke-4 kalinya. Selamat jalan guru, selamat jalan Bapak, semoga ilmu yang kau beri pada kami menjadi amal yang tak terputus, semoga lapang dan terang alam kuburmu. Diterima amal dan diampuni semua dosamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar