Percaya atau tidak, hambatan terbesar untuk mencapai puncak kesuksesan adalah diri sendiri. Senjata paling ampuh yang paling banyak kita gunakan untuk melegalisasi berbagai jenis kegagalan adalah "EXCUSE" atau "ALASAN" dengan ‘DALIH PEMBENARAN’.
"EXCUSE" membuat kita kalah dengan mudah,
membuat kita merasa sah untuk
menyerah,
membuat kita terbiasa saat dihina,
membuat kita merasa wajar untuk gagal.
Padahal perbedaan orang yang sucses
dengan orang yang gagal hanyalah pada:
“Orang gagal mencari alasan untuk
berhenti.Sedangkan orang sukses berhenti mencari-cari alasan”
Lalu pertanyaannya adalah, bagaimana
cara kita untuk berhenti mencari EXCUSE? Karena pada hakikatnya manusia
merupakan makhluk yang suka mencari alas an dan berkeluh kesah.
No Excuse yang sering dijumpai saat
menjalankan Bisnis di Nu Skin
Tulisan
ini berlanjut dari Artikel sebelumnya yang berjudul Bisnis MLM.
Saya
akan memaparkan 1 sd 10 Excuse yang sering terdengar terhadap MLM, sumber dari
Buku NO EXCUSE! Berikut pemaparan Isa Alamsyah, mengenai Excuse-excuse
yang sering dikumandangkan oleh orang-orang yang melakukan penolakan terhadap
Bisnis MLM.
(Ini
sudah kita lewati,
namun
kita kerap kali bertemu dengan prosfek dengan Excuse 1-8)
Excuse
1 : Saya Tidak Bisa!
Banyak
orang yang menolak tawaran Nu Sikn dengan alasan:
"Saya
tidak bisa !"
Dirangkai
dengan alasan paling klasik yaitu:
"Saya
tidak bisa jualan !"
"Saya
tidak pandai ngomong !"
Saya
sendiri termasuk yang pernah bahkan sering menolak bisnis MLM karena merasa tidak
bisa jualan.
Apalagi
bila kita berhadapan dengan orang yang beranggapan kalau MLM itu artinyakan
mesti mengajak orang bergabung ma sseperti memanfaatkan teman.
Disinilah
kita perlu menyadarkan bahwa bisnis di Nu Skin bisa mengubah taraf hidup kita
bahkan banyak orang, mengentaskan kemiskinan. Banyaknya teman atau jaringan
justru mempermudah kita mengclosing orang demi orang. Jaringan bisnis bisa berkembang
dalam waktu singkat.
Setiap
menclosing itu artinya kita mengajak teman-teman untuk menuju hidup lebih baik.
Apalagi dilingkungan Nu Skin semua kita ditempa untuk mempunyai mimpi besar,
mempunyai lingkungan positif, terbiasa melihat tontonan yang memotivasi, membaca
buku yang inspiratif dan segala yang membuat diri menjadi lebih baik. Mengubah
orang yang dulu berpikir sederhana menjadi mereka yang punya impian besar dan
mau berjuang.
Memang
dalam perjalanan nanti kita temui tidak semua berhasil mencapai puncak, dan
untuk mencapai puncak bukan sebuah hal yang mudah. Hanya orang yang mampu
melawan excuse yang akan sucses dengan pencapaian yang LUAR BIASA !
Excuse
2 : Saya Tidak Berminat!
Banyak
orang yang menolak tawaran Nu SKIN dengan alasan : "Saya tidak berminat
!"
Biasanya
bukan tidak berminat produknya, tapi tidak berminat pada sistem bisnisnya.
Karena itu banyak yang membeli produknya tapi tidak mau menjadi anggotanya.
Saya
bisa katakan hampir 100% orang-orang yang sukses di MLM dahulu sama sekali tidak
bercita-cita menjadi leader.
Hampir
tidak pernah kita dengar anak kecil yang ketika ditanya apa cita-citanya,
menjawab ingin menjadi leader di MLM.
Silahkan
tanya leader MLM yang sudah sukses mendapatkan mobil mewah, rumah mewah, dsb.
Tidak ada satupun dari mereka yang masa kecilnya bermimpi menjadi leader MLM,
bahkan banyak diantara mereka ketika mendengar MLM pertama kali merasa aneh
dengan MLM. Tidak sedikit juga para leader sukses adalah orang yang awalnya
anti MLM.
Lalu
kenapa mereka bergabung dengan MLM jika sebelumnya tidak berminat atau anti MLM
? Karena setelah mereka membuka mata dan hati, dan melihat presentasi bisnis
MLM secara bijak, mereka sadar bahwa MLM tersebut mungkin jalan keluar untuk
mengejar impian.
Buat
yang anti MLM, Saya sarankan jangan tergesa menolak MLM karena merasa tidak
berminat. Coba telusuri dulu kemungkinannya, pastikan dulu bisnisnya, lihat
kredibilitas perusahaannya atau visi pemilik perusahaannya. Kalaupun kita
menolak, jangan menolak secara emosional, tapi alasan intelektual dengan basis
alasan yang jelas.
Excuse
3: Saya Tidak Cocok!
Ada
yang bilang MLM adalah bisnis yang cocok buat orang yang senang ngobrol. Ada
juga yang berpendapat bisnis ini cocok buat yang pandai bicara dan mudah
bergaul. Ada yang mengatakan bisnis ini cocok untuk mereka yang punya banyak
teman. Padahal itu sama sekali tidak benar.
Bisnis
ini cocok untuk siapa saja yang ingin hidupnya berubah, ingin mempunyai
kebebasan waktu dan kebebasan financial dengan cara minim resiko.
Jadi
jangan tolak MLM hanya karena merasa tidak cocok, karena merasa tidak pandai
bicara atau merasa tidak punya banyak teman.
Kalau
memang mau menolak, tolaklah karena analisa yang lebih mendalam terhadap
prospek bisnis, kualitas produk, dan alasan lain yang mempunyai dasar kuat.
Buka sekedar cocok atau tidak cocok.
Saya
mengenal beberapa leader MLM yang sebelumnya sangat pemalu, dan tidak punya
banyak teman, tapi kini sukses luar biasa di MLM. Mereka tidak hanya sukses
secara financial akan tetapi juga kepercayaan dirinya tumbuh pesat.
Bagaimana
Bisa ?
Karena
di MLM terdapat support system, sebuah lembaga pendidikan dan kaderisasi yang
siap membantu siapa saja untuk sukses. Kalo kita tidak bisa menerangkan bisnis Nu
Skin, silahkan bawa prospek (calon member) ke sistem, dan sistem yang akan
melakukan kerja tersebut.
Excuse
4: Saya Dari Keluarga Miskin!
Di
MLM tidak kenal diskriminasi, tidak kenal kaya miskin. Tidak peduli seberapa
miskin atau seberapa kaya, siapapun yang menjalankan bisnis MLM, mempunyai
peluang yang sama. Mereka punya impian lebih besar, mereka yang menyediakan
waktu lebih banyak dan lebih efisien, mereka yang bekerja lebih keras dan lebih
cerdas, akan punya peluang sukses lebih banyak.
Saya
mengenal TKW di Hongkong yang sukses mendapatkan mobil mewah dari MLM hanya
dengan 2-3 tahun menjalankan bisnis MLM. Hebatnya, dia melakukan bisnis ini
tanpa harus kehilangan kerja sebagai TKW. Dia tetap bekerja sebagai TKW, dan
mengajak TKW lain untuk ikut memakai produk MLM yang dikonsumsinya.
Ia
punya Impian untuk bisa jadi majikan, dan TKW lain pun punya impian sama. Ia
punya impian untuk menjadi majikan yang tidak kasar sebagaimana banyak majikan
kasar yang ia kenal. Impiannya tercapai. Ia sukses dan berhenti menjadi TKW.
Kini wanita ini mempunyai mobil mewah dan asset berharga. Padahal jika
dengan jalan konvensional ia harus menabung mungkin 5-10 tahun membuka bisnis,
itupun belum tentu sesukses ini.
Saya
juga mengenal seorang tukang ojek yang sukses setelah berjibaku 3 tahun di MLM
dan kini ia mempunyai mobil mewah. Saya juga mengenal langsung seorang tukang
sol sepatu yang sukses di MLM dan kini sudah memiliki mobil mewah, rumah megah
dan asset milyaran.
Kisah
orang miskin melesat di MLM jauh lebih mudah kita temukan di MLM dari pada di
bisnis konvensional. Orang miskin jadi kaya raya di bisnis umum memang banyak
tapi waktunya lebih panjang.
Excuse
5: Fasilitas Tidak Memadai !
Untuk
menjalankan MLM Anda tidak perlu banyak fasilitas. Saya mengenal seorang leader
MLM yang sangat sukses, dari sebuah MLM asing yang bergerak di bidang nutrisi
kesehatan. Padahal modal awalnya adalah sebuah brosur fotocopian bertuliskan
bahasa asing yang tidak dimengerti siapapun. Saat itu, perusahaan baru masuk
dan belum ada brosur bahasa Indonesia. Ketika ia berbicara impian dan
bisnis besar dari perusahaan tersebut, semua orang menertawakan brosurnya. Akan
tetapi setelah nutrisi itu terbukti menyembuhkan orang secara menakjubkan, maka
langsung banyak peminatnya.
Saya
juga bertemu seorang leader asing yang mempunyai kurang lebih belasan juta
downline di seluruh dunia. Ia justru melarang jaringannya presentasi
menggunakan LED Projector karena menurutnya akan susah diduplikasi. Ia hanya
menggunakan white board setiap presentasi, walaupun ia sudah sangat kaya raya.
Tujuannya agar jangan sampai downline minder karena tidak punya fasilitas atau
merasa hanya bisa sukses kalau punya LED Projector.
Ada
juga leader yang sangat melarang seorang upline mentraktir atau membayarkan
tiket downlinenya untuk pertemuan, sekalipun cuma Rp 10.000. Alasannya
sederhana, karena kalau kita membayarkan downline untuk pertemuan, nanti
diduplikasi bisa berbahaya, bisnis yang harusnya minim modal jadi membebani.
Jadi,
jangan jadikan minimnya fasilitas sebagai excuse untuk tidak sukses.
Excuse
6: Saya Bukan Sarjana !
Di
bisnis Nu Skin tidak dikenal diskriminasi latar belakang pendidikan. Sekalipun
Anda lulusan SD, peluangnya sama dengan seorang profesor. Siapapun Anda,
Dokter, Satpam, Tukang Becak, Dosen, Mahasiswa, semuanya punya peluang sama.
Saya
mengenal satu leader sukses yang mempunyai latar belakang akademis sangat tidak
membanggakan. Ia selalu ada di ranking terakhir ketika di sekolah, akan tetapi
kini mempunyai downline jutaan. Ia menjadi sumber inspirasi jutaan downlinenya
yang diantara mereka adalah Dokter, Sarjana dan orang-orang yang berpendidikan
tinggi.
Untuk
sukses di bisnis MLM ijazah tidak dibutuhkan tapi komitmen dan kerja keraslah
kuncinya. Orang berpendidikan justru harus sedikit merendahkan hati untuk
sukses di MLM. Mereka harus mau belajar untuk menjalankan bisnis yang mempunyai
pendekatan berbeda dengan bisnis konvensional. Bisnis MLM adalah bisnis
manusia, jadi pendekatannya berbeda dengan bisnis pemasaran biasa atau bisnis
konvensional.
Justru
yang berat, terkadang kita harus belajar dari orang yang pendidikannya jauh
lebih rendah dari kita, jadi memang dibutuhkan kebesaran hati untuk sukses di
dalam bisnis ini. Kebesaran hati untuk menghargai orang lain atas prestasinya,
kerendahan hati untuk belajar dari siapa saja.
Bukankah
ini adalah ahlak mulia yang bisa didapatkan dari bisnis MLM ?
Excuse
7: Saya Tidak Punya Modal !
Untuk
sukses di Nu Skin modal uang adalah unsur terkecil untuk mencapai sukses. Modal
utama dalam Nu Skin adalah Impian dan Sikap, daftar nama, dan Informasi dan
Waktu serta Action.
Mereka
yang impiannya tinggi akan sukses. Seperti saya katakan sebelumnya, dalam semua
bisnis dan usaha, Impian dan Sikap adalah kunci kesuksesan, hanya saja di
bisnis lain tetap dibutuhkan modal uang.
Daftar
nama adalah modal lain yang penting. Daftar nama tidak mesti teman sendiri,
siapapun orang yang kita tahu bisa menjadi daftar nama. Manusia adalah makhluk
sosial, jadi pasti berinteraksi dengan orang lain. Jadi semua orang punya modal
untuk sukses di MLM.
Modal
penting lain adalah waktu. Kita harus menyediakan waktu untuk action. Action
pertama adalah appointment yaitu membuat janji bertemu dengan prospek kita.
Action kedua adalah Presentasi. Presentasi adalah saat kita memberikan
informasi tentang bisnis ini kepada orang lain. Selanjutnya setelah presentasi
maka kita perlu action berikutnya yaitu follow up, atau melanjutkan
pembicaraan.
Agar
presentasi kita powerful dan meyakinkan, kita harus tahu benar kualitas produk
MLM yang kita jalankan. Karena itu sebaiknya kita menyisihkan uang untuk beli
produk. Membeli produk sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai modal murni,
karena kita memakai produknya. Artinya serugi-ruginya bisnis MLM kita tetap
punya produk, uang tidak hilang. Di bisnis lain ketika bisnis rugi, sebagian
besar uang kita benar-benar hilang.
Excuse
8: Saya Tidak Berpengalaman !
Jangan
takut jika tidak berpengalaman. Karena ada support sistem yang bisa membantu
Anda untuk melalui tahapan demi tahapan untuk mencapai sukses. Saya
bertemu banyak orang yang sukses di MLM sekalipun tidak punya pengalaman di
bisnis MLM.
Ada
satu leader MLM yang ketika diperkenalkan MLM dengan sebutan Network Marketing
mengira bahwa ini adalah bisnis Network Computer. Karena ia adalah mahasiswa
IT. Setelah diterangkan ia baru mengerti ternyata itu MLM. Awalnya ia malas
mencoba, karena tidak tahu apa-apa tentang MLM, tapi setelah dijelaskan lebih
rinci akhirnya ia bergabung. Kini ia sudah mempunyai mobil Mercy mewah
penghargaan dari MLM yang diikutinya dan mempunyai aset milyaran rupiah.
Ada
satu lagi leader yang sama sekali tidak punya pengalaman MLM dan tidak punya
pengalaman berbicara di depan umum. Ketika presentasi di depan satu orang saja
keringatnya mengucur deras karena grogi. Ia terus menjalankan bisnis ini sampai
akhirnya sukses mempunyai downline puluhan ribu dan sebuah mobil Mercy mewah
telah diterimanya.
Jadi
pengalaman sama sekali bukan kunci sukses di MLM. Kalau kita mau belajar dan
mengikuti sistem, kita akan sukses.
Saat
Awat Gabung -- Banyak yang mengalami hal ini, meski tidak
semua.
Excuse 9: Kamu Tidak Bisa!
Kadangkala
ketika kita menjalankan bisnis di Nu Skin ada bahkan banyak orang terdekat yang
tidak setuju dengan kita, Mereka menganjurkan pada kita untuk beralih pada
bisnis "sungguhan", padahal ya Nu Skin adalah bisnis sungguhan.
Ini
mengingatkan saya pada kisah Pak Roni seorang Milyader saat Fly In Juni lalu
yang awal mencoba peruntungannya di Nu Skin istrinya selalu meremehkan dan
menentang.
Ya
wajar saja memang Nu Skin dengan MLM ditolak karena konsep bisnis ini masih
baru dan banyak yang masih tidak mengerti. Setiap konsep baru selalu ada
penolakan. Jangankan MLM, para Nabi yang kini kita agung-agungkan, juga dulunya
mengalami penolakan.
"Mimpi
jangan tinggi-tinggi nanti kalo jatuh sakit !"
"Sudah
jangan ngoyo, bisnis yang wajar-wajar saja !"
Bila
ini terjadi pada kita, jangan pernah berhenti. Teruslah berjuang, buktikan pada
orang-orang yang meragukan kita bahwa kita bisa berhasil di Nu Skin dengan
kerja keras, no excuse. Lebih dari itu ajak orang-orang yang kita cintai untuk
sucses bersama, bukankah sucses sejati bukan hanya kesucsesan kita sendiri tapi
sejatinya manakala kita bisa mensucseskan orang lain.
Pesan
saya khusus untuk yang anti MLM, boleh-boleh saja, tapi tolaklah dengan ilmu,
bukan atas dasar persepsi membabi buta.
Kita
bisa sukses tanpa MLM, tapi ada juga yang bisa sukses dengan MLM, jadi sikap
saling menghormati akan sangat bijak.
Dalam
Perjalanan.
Excuse 10 : Saya Sudah Berusaha!
Ada
orang yang akhirnya berhenti di Nu Skin karena merasa gagal, tidak dapat
apa-apa padahal sudah berusaha maksimal.
Daya tahan dalam berusaha merupakan salah satu
kunci sukses dalam bisnis apapun, akan tetapi kadang kita punya standar
"maksimal" yang rendah, sehingga yang kita katakan maksimal belum
tentu benar-benar maksimal.
Kita
pernah mendengar ada leader yang selama 3 bulan pertama presentasi berkali-kali
setiap hari tidak pernah mendapatkan downline satupun. Jika setelah 3 bulan ia
berhenti dan mengatakan sudah bekerja keras, maka mungkin nasib leader tersebut
tidak banyak berubah. Untung saja ia menambah hari setelah kegagalannya
selama 3 bulan, dan di hari tersebut ia bertemu dengan seorang prospek yang
luar biasa, dan dari prospek tersebut ia mempunyai ribuan anggota baru.
Kepercayaan dirinya meningkat akhirnya ia sukses luar biasa. Ini tidak
akan dicapainya kalau ia berhenti di tiga bulan pertama.
Kisah
ini juga mengingatkan kita pada salah satu kisah Mr. Darby dalam Buku Napolleon
Hill di Amerika. Saat itu ada perusahaan tambang minyak yang merasa gagal
dengan galiannya. Akhirnya pertambangan itu dijual. Pembeli pertambangan
tersebut meneruskan penggalian, dan hanya 3 kaki dari tempat Mr. Darby berhenti
ditemukan harta karun itu. Pembeli baru itu menjadi orang yang beruntung dan kaya
raya
***
ang membanggakan sampai akhirnya terpilih sebagai
Presiden.
Belum lagi kisah banyak penyandang
cacat fisik, penderita disabilitas yang bisa mencapai puncak sucsesnya, jadi sudah
banyak contoh. Tinggal kita mau atau tidak menapaki jalan seperti mereka.
Disini dapat disimpulkan bahwa cara
kita berhenti mencari EXCUSE, ya dengan pecaya pada diri kita sendiri. karena
yang menentukan gagal atau suksesnya kita, adalah diri kita sendiri. Saya ingin
mengutip tulisan pak isa alamsyah, yang berbunyi “Semua orang sukses mempunyai
‘EXCUSE’ untuk gagal, tetapi mereka memilih untuk mengabaikannya, mereka
memilih untuk menaklukkannya, mereka memilih untuk tidak gagal dan mencapai
puncak kesuksesan.”
Orang gagal akan membuat banyak excuse~alasan
dan membersamainya dengan pembenaran-pembenaran. Misal
saat tak lulus atau tak mencapai goal bulan ini – wajar karena sedang sakit –
ada pembenaran. Yang parah, Ramadhan dijadikan alas an untuk loyo, tidsk
maksimal.
Orang yang sucses akan banyak
menciptakan kesempatan dan menyertainya dengan persiapan. Saat sakit
sekalipun dijadikan kesempatan, pada waktu membeli obat di Apotik kesempatan
digunakan untuk prosfek – closing, bersyukur karena memang pergi ke apotiknya
bawa amunisi, awal bulan sudah goal setting untuk lebih baik. Ramadah adalah
kesempatan berburu harta karun, seperti para pejuang di zaman Nabi.
Tinggal kita mau pilih mana,
mengunakan Excuse -- gagal.
Atau menaklukkan Excuse – sucses.
Semoga semua seperti saya memilih
sucses dengan menaklukan 1001 excuse.
(Dari berbagai sumber)
Buah
delima diatas nampan
Amat
disuka si putra mahkota
Segera
tiba bulan Ramadhan
Tetaplah
bekerja dengan penuh cinta