Selasa, 19 Juli 2011

Hari Pertama yang Istimewa

Siaran berita dari TV, hari pertama wali siswa yang rebutan bangku.
Sejak senin lalu, banyak sekolah yang sudah mulai masuk lagi, memulai tahun ajaran yang baru. Di Jakarta, sempat kudengar berita bahwa hari pertama masuk sekolah di sebuah SD membuat para orangtua rela datang pagi buta, bahkan ada yang sebelum subuh, untuk mendapatkan bangku buat anaknya. Rasa yang bercampur, antara miris tapi juga salut dengan semangat mereka. Itulah orangtua, siapapun mereka pasti selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Begitu pula denganku. Ingin memberikan yang terbaik dihari pertama Yunda dan Akang masuk sekolah. Hingga sudah jauh-jauh hari semua kami persiapkan. Menyampul buku, membeli perlengkapan sekolah sesuai kebutuhan, menyiapkan kado berisi pernik-pernik perlengkapan sekolah yang akan dibawa saat hari pertamanya sekolah. Dan yang terpenting adalah mendampingi mereka saat hari pertama masuk sekolah. Akang Hamas masuk SD yang sama dengan Yunda, sesuai inginnya, padahal aku tadinya mau Hamas masuk sekolah alam saja, karena menurutku lebih cocok dengannya, tapi Hamas tetap teguh memilih SDIT Bina Ilmi, sekolah para bintang yang cinta Al Qur'an dan berakhlak mulia.

Adalah hari pertama masuk sekolah buat anak-anakku tanggal 18 Juli 2011. Sebetulnya, hari pertama masuk sekolah selalu kubuat istimewa. Terlebih tahun ajaran kali ini menjadi lebih terasa istimewa, karena hari pertamanya Akang Hamas masuk SD. Seperti yang pernah kuceritakan, bahwa mengkondisikan Hamas masuk SD sangat berbeda dengan saat Yunda masuk SD. Yunda yang sudah serba matang diusianya yang belum genap 6 tahun, dan ternyata memang seperti itulah umumnya anak perempuan lebih dewasa. Jadi akupun tenang. Sedangkan anak bujangku, menurutku dia adalah anak laki-laki yang super aktif, siapkah Akang dengan situasi SD yang menuntutnya lebih konsentrasi dan serius (?) Entahlah, tapi aku harus yakin, Akang Hamas pasti bisa. Dan hari pertamanya, senin kemarin sungguh membuatku bangga. Akang bangun pagi dengan semangat yang full. Mandi dan sarapan dilaluinya dengan ceria. Dan setibanya di Sekolah tampak sekali Akang begitu antusias. Selamat ya Nak, semoga makin sholeh dan selau semangat belajarnya. Warnai hari dengan keceriaan dan semangat untuk selalu lebih baik. Dan percayalah Nak, kalian adalah permata hati yang terbaik untuk Ummi dan Abi, yang sudah dititipkan oleh-Nya pada kami.

Akang langsung terlihat senang berbaur dengan beberapa teman TK-nya sebelum upacara. 
Suasana Upacara yang meriah, para wali siswapun tampak antusias menunggu pembagian kelas.
Barisan kelas Akang disebelah kelas 6 SD, PeDe baris didepan.
Lebih dekat, Akang Hamas jadi anak SD.
Selesai sesi upacara anak-anak masuk ke kelas yang sudah ditentukan, dan ternyata Akang dapat kelas I Ibnu Sina, sama dengan Yunda saat kelas I dulu. Apa karena tokoh Ibnu Sina adalah tokoh yang sama dengan Ummi ya Nak, jadi kalian dapatnya kelas Ibnu sina, tak tahu pasti alasannya. Yang jelas tahun ini SDIT Bina Ilmi menerima 4 kelas, tambah 1 kelas lagi dari tahun tahun sebelumnya yang hanya 3 kelas.

Kelasnya Akang Hamas selama 1 tahun kedepan.
Daftar Nama siswa kelas Ibnu Sina, ada 25 orang.
Sebenarnya Akang sudah tak memintaku menunggu lagi, tampak sekali bahwa ia bisa beradaptasi dan ceria dihari pertamanya ini, tapi aku masih penasaran, ingin melihatnya duduk manis di kelas. Jadi aku memutuskan menungguinya sampai Akang masuk kelas. Dan inilah gayanya Akang, saluut dech dengan percaya diri tingkat tingginya ;) 

Akang saat mau masuk kelas, buka sepatu sendiri dan langsung dirapikan dirak.
Akang saat kupanggil-panggil, menoleh dan langsung berderai. Senangnya.
Bergerak tampa komando, apa ya isinya?
Sampai di sini, akupun pamit karena beberapa urusan yang belum selesai, dan Akangpun tak keberatan. Eits, hampir lupa, hari ini adalah juga hari pertamanya Yunda di kelas III. Dan saat pembagian kelas Yunda dapat kelas III AL AQSO  sekelas dengan sepupunya Abang Wahyu, sepupu lain yang sama kelas III yaitu Aisyah dapat kelas III AL QUDS dan Anisa kelas III AN NABAWI. Yunda tampak sangat mandiri dan antusias dihari pertamanya ini, ini foto-foto Yunda yang sempat kuambil.

Saat baru tiba di sekolah, bertemu Sopie.
Yumda upacara dengan tertib.
Ya, inilah sekelumit keistimewaan hari pertama yang bisa kurekam, untuk kelak dibaca Yunda dan Akang. Semangat ya Nak...
Do'a Ummi Abi selalu untukmu, agar Allah selalu bersamamu dan memudahkan semua hal untuk kalian. Mudah beradaptasi dan mudah menerima semua ilmu yang diajarkan baik oleh Bunda Guru ataupun pengalaman yang menjadi Guru.
Ceriakan harimu dengan senyuman, raih esokmu yang penuh harapan.

Minggu, 17 Juli 2011

Akhir Liburan dan Musim Buah

Ini salah satu agenda liburan yang terlaksana. Pulang kampung (mulang tiyuh), ya mengajak anak-anak berlibur ke rumah Datuk Jidahnya. Senengnya berlipat karena bersamaan dengan musim buah. Seru abizz, serasa kembali kemasa kecilku, saat panen buah bareng para sepupu, bergelayutan di pohon, bisa makan buah sepuasnya, dan yang penting tak perlu bayar ;)

Manggis si Hitam Manis
Pohonnya yang tak terlalu tinggi makin membuat Akang dan Yunda penasaran memburunya. Tapi tak sampai main tebak-tebakan, karena manggisnya tinggal buah sisa. Hampir habis.

Dulu waktu kecil,
aku suka main tebak-tebakan dengan buah manggis.

Amboi manisnya, daging buah yang berwarna putih.
Durian alias Duren
Di Kampungku, durian dikenal juga dengan sebutan duren. Jadi inget plesetannya, duren singkatan dari duda keren. Pohonnya menjulang ada banyak di kebun Kakekku, tapi menunggunya jatuh sungguh butuh kesabaran, waktu kecil aku pernah ikut ritual berburu buah duren sampai ke kebun Kakek. Tapi liburan kali ini hanya sebatas menunggu di rumah saja, diantar oleh saudara yang jaga kebun. Lumayan, asli masaknya dan yang ternikmat adalah gratis tis-nya itu lho...


Aksi pesta duren ala Akang.

Alangkah ranumnya, daging buah yang tebal dan lezat.

Pohon durian raksasa.

Generasi penerus, pohon durian yang belum berbuah.
Duku oh duku.
Musim buah kali ini, duku tak terlalu banyak berbuah, tapi seperti tak mau ketinggalan, si duku dikebun Datukpun ikut memeriahkan liburan kami.

Duku cilik-cilik, walau kecil manis rasanya.

Kebun duku.

Ini daun duku yang sudah menguning,
dulu waktu kecil suka kupakai mandi,
karena katanya bisa untuk membuat putih kulit.
Jeruk dan Belimbing
Seperti ingin melengkapi pohon jeruk yang ada dipekarangan Datuk sedang lebat berbuah, walau tak manis rasanya, tapi lumayan juga bisa dibuat jus yang maknyus.

Akang bisa petik jeruknya ;)
Dan sampai di Palembang, sepulang liburan, kami disambut dengan tanaman belimbingku yang sudah hampir menguning, ada 11 buah. Rasanya ingin segera panen belimbing. Kapan ya? Tapi yang jelas, besok sudah masuk sekolah lagi. Dan ada satu agenda liburan yang tak bisa terlaksana, karena banyak sebab. Kami sekeluarga batal liburan ke Bangka, artinya tak bisa menikmati suasana pantai diliburan kali ini. Tak apa ya Nak, semoga musim buah yang mewarnai liburan kita kemarin sudah cukup menghibur dan membuat segar.

Spesial untuk Akang, besok adalah hari pertamanya di SD, semoga menyenangkan ya Nak...
Dan Yunda semoga besok juga menyenangkan untukmu, selalu lebih baik dari hari kemarin adalah do'a kita bersama. Aamiin YRA.

Jumat, 15 Juli 2011

Lebih dari Indah

Baru bisa buka blog, senengnya ternyata tulisan pada acara ADUK di Blog Pakde Cholik kemarin terpilih di 10 besar, terima kasih Pakde Cholik, yang ternyata juga sedang milad pernikahan, semoga makin kompak dengan Bude, keluarganya makin barokah dan selalu seiring sejalan sampai syurga nanti. Dan terima kasih juga untuk semua sahabat yang sudah ikut menulis di ADUK kemarin, semuanya kuanggap sebagai kado pernikahan di 9 tahun pernikahan kami, kado pernikahan yang abadi, karena akan terus kuingat dalam kenangan. Kado pernikahan yang lebih dari indah. Beneran kok, bukan nyontek judul lagu lho...

Banyak cerita yang ingin kubagi, sayang sedang tak bisa lama-lama, lagi dikejar-kejar gawean.
Hmmm, kali ini mau kasih jawaban teka-teki wajah digambar pohonku beberapa hari yang lalu, sesuai janji, walau yang ikut jawab cuma 2 orang.

Simak ya...


Buat Tia dan Ummi Nabil silakan ambil hadiahnya kalau datang ke Palembang ya...

Rabu, 13 Juli 2011

Arti Kado Pernikahan Buatku

Semua kado pernikahanku 9 tahun yang lalu masih kuingat dengan jelas. Ada yang berupa barang dan juga banyak yang berupa amplop berisi uang. Semua yang berbentuk uang sudah habis melayang. Bukan tak berkesan, tapi sesuai kebutuhan. Yang berbentuk barang kebanyakan yang berupa buku. Ada seri Fiqih Muslimah, ada Tafsir Fizilallil Qur’an, beragam buku kiat membentuk keluarga SAMARA, ada juga Kado Pernikahan untuk Istriku, bahkan ada juga buku pendidikan anak. Tapi tidak semua kado pernikahan yang berbentuk barang atau uang yang berarti buatku. Ada satu kado spesial dari Guruku di Rumah Sakit, dosen Rehabilitasi Medik, dr. Ruslan, SpRM berupa nilai yang kudapatkan beberapa hari dari acara pernikahanku. Ceritanya begini, saat aku menyerahkan tugas untuk mendapatkan nilai, dan aku menyampaikan undangan pernikahanku yang tinggal beberapa hari lagi. Jawabannya sungguh membuatku tersanjung.
"Mungkin Bapak tak bisa hadir, tapi sebagai kado pernikahan hari ini juga Bapak langsung kasih nilai ya, tak perlu menunggu sampai selesai memeriksa tugasmu"
Tahun lalu, beliau telah berpulang karena sakitnya, aku bahkan baru tahu setelah beberapa hari berselang. Jasadnya telah pergi, tapi ilmu yang beliau ajarkan, juga kado pernikahan dari beliau akan terus abadi dalam kenanganku. Terima kasih Guruku.

Tahun demi tahun berlalu, dan hanya satu orang yang selalu ingat memberiku kado pernikahan, dialah suamiku tercinta. Biasanya kami saling bertukar kado pernikahan. Tidak selalu berupa barang. Pernah dulu hanya sebuah puisi, pernah juga nasi kotak, ini saat aku ngidam anak pertama, inginnya makan nasi kotak pas dihari ulang tahun pernikahan kami, jadi ya sekalian disebut kado pernikahan saja. Tapi buatku itu sangatlah berarti.

Akupun begitu, dari tahun ketahun aku selalu berusaha untuk memberi satu kado pernikahan buat suamiku sebagai tanda cinta. Ingin memberi nuansa yang spesial untuk orang yang selalu membersamaiku, sejak hari pernikahan kami. Dan tahun lalu, saat 8st Anniversary aku sengaja menuliskan sebuah puisi cinta untuknya sebagai kado pernikahan. Judulnya Delapan tahun denganmu, bersama Meraih Ridho, senangnya lagi ternyata puisi ini lolos dalam seleksi dan berhasil dibukukan dalam Antalogi Selaksa Maka Cinta yang dipelopori group UNSA. 
Ini kusebut juga kado pernikahan untuk suamiku.
Sejak hari itu
Kita berjanji untuk menjadi sahabat
Sejati sahabat
Kau adalah sahabat seperti yang selalu ingin kupunya
Sungguh kau sahabat yang kudamba
Selalu suka, apapun ceritaku
Hingga aku bebas bercerita tentang apa saja
Tak pernah sedetikpun,
……aku merasa harus bersusah payah menjadi orang lain untuk kau cinta
Aku bahkan bebas mencurahkan pikiran dan rasa dengan cara apa saja
Bebas mengeluarkan curhat serta kesah dan kau tetap suka
Karena kausahabat yang menerimaku apa adanya

Sejak hari itu kau bertahta dijiwaku 
Mengalahkan semua nama manusia disemesta raya 
Tampa mampu kutolak
Karena ini kodratku meraih ridho-Nya
Hari itu hampir 8 tahun berlalu
Banyak kisah disepanjang 8 tahun pernikahan kita
Tak kan habis berlembar kertas bila kutulis semua
Kupilihkan ini saja untuk kubagi
Tentang satu yang pernah kurasa
Kau sempat hadirkan cemburuku
pada seorang wanita
Yang titahnya bisa mengalahkan pintaku
……seorang yang memintamu mengantarkannya
Sementara  aku sedang ingin kau temani
Seorang wanita yang perintahnya
……mampu membuat kantukmu hilang seketika
Tak ada ruang yang kau sediakan untukku bersaing dengannya
Karena dia lebih utama
Seorang wanita yang kau panggil ibu
Dulu, dimasa awal kebersamaan kita
Cemburu ini kerap buta
Tapi kau hanya tertawa
Tak ada dalil atau sabda junjungan yang keluar
Karena menurutmu, aku tau tentang bakti ini
Ach…entah, mengapa egoku justru meraja
Hanya butuh keikhlasan katamu suatu ketika
Tapi mengapa mesti dirimu seringnya
Bukankah ini bisa dilakukan lainnya
Dan kau lagi tertawa
Aku?Ternyata benar saja, ikhlasku hanya butuh waktu
Ketika anak-anak kita lahir,
Aku kian menyadari, betapa bahagia menjadi ibu
Seiring masa berlalu
Aku makin bisa memeknai bahwa setelah menikah
Seorang wanita ’milik’ suaminya
Namun untuk seorang laki-laki, ia tetap’ milik’ ibunya
Dan  ini niscaya, tak butuh nego sana dan sini
Ketahuilah saat kulihat anak-anak kita
bagaimana mereka menghabiskan waktu bersamamu
Jelas sekali kau adalah sahabat idola bagi mereka
Selalu menebarkan ceria dan teriakan-teriakan suka
Sekusut apapun bebanmu ketika pulang bekerja
Aku yakin anak-anak kita tak pernah merasakannya
Sahabatku, aku ingin anak-anak kita sepertimu pada ibu
Sampai saat mereka kelak punya sahabat sejati bernama istri

(Ini Cuplikannya, sengaja kusertakan untuk Acara ADUK hari ini)

Jujur sebenarnya moment ini juga yang menjadi awal bangkitnya semangat menulisku. Ini kucatat sebagai kado pernikahan di ulang tahun pernikahan kami yang ke-8. Sangat berarti buatku. 


Adapun baru berlalu ulang tahun pernikahan kami yang ke-9, seperti yang kutulis dalam Jeda Aktivitas di 0707. Tak ada acara khusus, tapi tetap terasa spesial buatku. Apalagi selang beberapa harinya aku dapat kado pernikahan dari orangtua angkatku. Sebuah mukena, baju kebaya beserta jilbab dan juga baju daster batik, katanya dari toko sendiri. Kado pernikahan yang tak terduga.

Kado pernikahan kami.
Mereka adalah sepasang suami istri yang banyak membantuku saat di Tanah Suci pada musim haji 1431 H yang lalu. Bapak dan Mamak bahkan mengajakku umroh. Sangatlah berarti dan membuatku terharu.


Sungguh semua kado pernikahan dari tahun ketahun sejak 07072002 sampai 07072011 semuanya penuh arti buatku. Termasuk juga acara ADUK Edisi khusus kali ini, buatku semua tulisan sahabat blogger secara tak langsung adalah kado pernikahan buatku, sesuai dengan maksud hatinya Pakde Cholik. Terima Kasih untuk tulisan dan do'a tulus dari semuanya.


***


Artikel ini saya tulis sebagai Wedding Anniversary Gift bagi para sahabat yang mensyukuri hari ulang tahun pernikahannya di bulan Juli 2011.

Sebuah partisipasi di acara ADUK di Blog Pakde Cholik.

Poetry Hujan: Mandi Hujan

Bukan Milik Hujan




Bunda, selalu katakan bahwa hujan adalah rahmat
bagi tumbuhan, bagi hewan, bagi kami juga bagi seluruh alam
Bunda buktikan kata itu lewat sikap
kami selalu diizinkan mandi hujan 
karena kata Bunda, ini adalah wujud mensyukuri rahmat itu
tak ada teriakan atau larangan, tak juga ada khawatir
Bunda justru begitu bahagia melihat kami menikmati sensasi hujan
saat kami mandi hujan, Bunda tak pernah takut kami sakit
karena menurut Bunda, sakit bukanlah milik hujan


Puisi ini diikut sertakan pada Kuis "Poetri Hujan" yang diselenggarakan oleh

Selasa, 12 Juli 2011

Teka-teki Angka, Semoga dapat Novel

Inilah salah satu hikmah silaturahim di dunia maya, dapat info bahwa sedang ada sahabat Sang Cerpenis Bercerita yang lagi ngadain acara bagi-bagi novel gratis.

Karena masih sempat aku langsung memburu ke blognya Mbak Fanny (http://just-fatamorgana.blogspot.com). 

Dan ternyata aku tertarik ikutan menjawab teka-teki angkanya. Semoga saja nanti bisa dapat hadiahnya, asli ngaraeep, yang gratis memang suka bikin penasaran.

Ini Teka-teki angka dari Mba Fanny...

5+3+2 =151022

9+2+4 =183652

8+6+3 =482466

5+4+5 =202541

6+5+9 =305479

Sudah disimak? Yap, sekarang jawablah pertanyaan ini.

7+7+7 = .....

Yang pasti bukan 21 ya... Hihihi...

Perhatikan baik, baik ternyata ada pola yang sangat jelas ya, kali, trus tambah, terakhir pengurangan, keren juga ni idenya, maka dapatlah aku jawabannya  494991

Pilihan Novelku jatuh pada Confessions of a Shopaholic karya Sophie Kinsella, alasannya karena aku paling penasaran dengan isinya. Semoga aku beruntung dapat Novelnya ;D
 
Buat yang tertarik ikutan, ayoo buruan kunjungi blog Sang Cerpenis Bercerita, ditunggu sampai dengan tanggal 15 Juli jam 15:00, semoga sucses ya... 

Dan ini ada sedikit teka-teki wajah di pohon, meneruskan dari BB juga, walau tak ada hadiahnya, tapi lumayan untuk menyehatkan otak, dicoba ya, mudah kok...

Pertanyaannya:
Menurutmu, ada berapa gambar wajah di pohon berikut ini?

Temukan berapa wajah dalam gambar ini.

Kunci jawabannya beberapa hari lagi akan kupublikasikan, cie...
Hadiahnya kutraktir pempek kalau maen ke rumah kami di Palembang, xixiii...

Poetry Hujan: Balada Hujan

Jangan Salahkan Hujan




Ketika pagi itu kau tak datang diperhelatanku,
tak mengapa Dinda, walau aku merasa tak lengkap
maafmu sudah lebih dari cukup
tapi Dinda, tolong jangan katakan karena hujan

Saat siang lain ada kajian fiqih
kau lagi tak datang dan tetap salahkan hujan 
Dinda, tolong jangan katakan hujan yang menghalangimu
lihatlah yang lain tetap bisa datang meski bercumbu hujan     

Dan sore ini saat Bu Nyai sakit
hanya ada gerimis hujan disela senja yang indah 
lucu saat kau katakan hujan yang menjadi sebab kau tak datang
padahal yang lain tetap datang karena ingin tunaikan hak Sang Guru

Sebenarnya sedang apa dirimu Dinda? 
aku datangi tapi kau tak ada di rumah
sibukkah? mari, sini kubantu
sedang sulitkah? ayo katakan, kita bisa berbagi
agar tak selalu hujan kau salahkan 
karena sejatinya hujan adalah penyempurna cinta-Nya
jadi bukan alasan untuk tidak tunaikan kebaikan



Puisi ini diikut sertakan pada Kuis "Poetri Hujan" yang diselenggarakan oleh

Minggu, 10 Juli 2011

Jeda Aktivitas di 0707

Bahwa semua yang terjadi beberapa hari ini begitu kaya akan rasa. Ada bahagia, suka, syukur juga serangkaian aktivitas rutin yang susul menyusul hingga tak sabar ingin ku tuangkan dalam tulisan. Tapi ada beragam kondisi yang membuatku tak bisa kesampaian menulis. Sedih juga...Maka ketika akhirnya malam ini aku bisa bercerita disini lagi, tak terkira suka citanya ;)

07 07 2011, tiga hari yang lalu, tepat 9 tahun usia pernikahanku. Sempat jalan-jalan berdua keliling kota, walau tak ada acara khusus. Pas juga saat Abinya anak-anak dapat rezky dari honor kerja beracaranya. Hamas hari itu memilih di rumah saja karena belum begitu kering luka khitannya. Yunda main ke rumah Nyai Yai karena janjian dengan Anis, sepupunya. Jadilah kami menikmati perjalanan berdua, walau sebenarnya menyelesaikan beberapa kerjaan, artinya bukan murni jalan-jalan, hiiii...
Lucunya kami bahkan sempat beli kue Tart, Black Forest, sesuatu yang tak pernah kami lakukan ditahun-tahun sebelumnya. Ternyata ingin juga ya dirayakan? Sebenarnya karena Hamas pesan minta bawakan kue, jadinya kami fikir sekalian saja beli kue Black Forest, toch Hamas suka banget kue-kue coklat dan sejenisnya. Dan ternyata benar saja Hamas dan Yunda menyambutnya dengan binar bahagia.
"Ini kuenya Abi Ummi ya?" tanya Hamas sambil belepotan.
Oooya satu lagi saat sedang beli Black Forest ini kami menyaksikan sedikit keramaian, apaan ya? Ternyata foto gratis untuk semua masyarakat Sumatera Selatan di poster dukungan SEA GAMES, dan kami berduapun ikut berfoto. Gratis gituuu lho ;) Lumayan buat seru-seruan cerita 9st Anniversary. Ehmm, tapi maaf fotonya ndak bisa disimpen, jadi belum bisa dibagi ya, intinya, kami siap menjadi tuan rumah SEA GAMES, gictu lho maksudnya...

Hasil foto Yunda.
Tak ada acara khusus, ada banyak serangkaian aktivitas menunggu diesok hari.
Hanya ada do'a seperti ditiap harinya, 
Agar selalu dikuatkan dalam kebersamaan meraih ridho-Nya. 
Semoga hari esok selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. 
Semoga kami selalu menjadi hamba yang terus belajar ...
dan senantiasa bersyukur pada-Nya.
Adalah puisi ini, tak terasa sudah setahun berlalu, ada di Antalogi Selaksa Makna Cinta, Delapan tahun denganmu, bersama Meraih Ridho
 ~ Sebuah Catatan Cinta  ~

Rabu, 06 Juli 2011

Ragam Wisata Kuliner Khas Palembang

AMPERA den Sungai Musi, ciri khas Kota Palembang.
Palembang bukan saja identik dengan Sungai Musi dan jembatan AMPERA, tapi sekaligus sangat terkenal dengan julukan Kota Pempek. Ini menggambarkan bahwa wisata kuliner di Palembang memang khas bahkan sudah menjadi icon daerah. Dan memang untuk urusan wisata kuliner khas daerah, Palembang termasuk rajanya. Pempek saja sudah beraneka ragam. Dari pempek lenjer, pempek adaan, pempek kulit, pempek isi sampai pempek jumbo yang disebut kapal selam semuanya ada di Palembang. Nama yang hebat bukan? Kapal selam kok dimakan. Dulu awal tinggal di Palembang, ada anekdot yang  membuat geli. Habibie pandai membuat kapal terbang, sedangkan Habibah pandai membuat kapal selam.

Inilah yang dinamakan Kapal Selam.
Sebenarnya Pempek yang ukurannya jumbo.

Jenis Pempek yang dibungkus lalu dipanggang.
Lezatnya bikin ketagihan.
Pempek Kulit, dari kulit ikan.
Bukan kulit yang lain.
Pempek Adaan.
Ini juga rasanya khas, cocok dilidah enak diperut.
Itu baru cerita seputar pempek saja, padahal bukan hanya pempek yang menjadi andalan, banyak jenis wisata kuliner yang sangat menggiurkan ada di Palembang.  Ada celimpungan, model, tekwan, otak-otak, lenggang, juga Martabak HAR. Semua wisata kuliner ini bisa didapatkan dengan mudah di Palembang. Dari wisata kuliner kelas restoran besar, warung kaki lima sampai gerobak dorong. Tinggal pilih sesuai isi dompet masing-masing.  

Wisata Kuliner keliling kota, paling merakyat.
Soal rasa tetap bisa diandalkan.
Belum lagi wisata kuliner yang berupa lauk makan, ada rupa-rupa pindang yang memanjakan lidah. Pindang Pegagan, pindang Besemah, pindang Meranjat, pindang Sekayu dan pindang Batun yang berasal dari daerah-daerah yang ada di Palembang. Jenis pindang ini mempunya ciri khas masing-masing, ada pindang yang dicampur terasi, ada yang dominan kuning dan ada juga yang menonjol dalam rasa asam manisnya. Pokoknya wisata kuliner yang kaya rasa. Ikan yang dibuat pindangpun ada juga yang paling khas yaitu ikan Belida atau ikan Baung. 

Pindang Pegagan, Kepala Baung. Lezatnya asam pedas.
Ada juga ragam kerupuk kemplang yang terkenal berasal dari Palembang. Wisata kuliner yang berupa makanan ringan ini paling mudah didapat hampir diseluruh daerah di Indonesia. Bahkan yang jelas-jelas dibuat di Lampung juga dinamakan kerupuk Palembang. Menang merk, numpang tenar. Sama halnya dengan telur mata sapi, ayam yang punya telur, sapi yang dapat nama. 

Demikianlah ragam wisata kuliner khas daerah Palembang yang bisa dicicipi saat berkunjung ke Kota kami, Palembang. Dan artikel tentang Wisata Kuliner ini aku persembahkan untuk memeriahkan acara Wisata Kuliner ADUK  yang diselenggarakan PakDe Cholik, semoga jadi rujukan bagi para sahabat blogger yang ingin berkunjung ke Palembang, apalagi bulan November 2011 nanti ada ajang kompetisi olahraga bertajuk SEA GAMES ke 26.

Selasa, 05 Juli 2011

Berkunjung?

Siang itu, sedang ada tamu di rumah kami. Beberapa orang adik datang berkunjung dan kami tengah terlibat perbincangan hangat. Syukurnya Yunda dan Hamas sedang di rumah Yai Nyainya. Saat tiba-tiba sudut mataku melihat satu gerakan dibawah kursi tamu. 
"Haaaaaa...Uuulaaar !!!"
Seruku kaget. Dan sontak semua menghambur, bangkit dan ya ketakutan. Hiikkksszz
Apa yang harus kulakukan? Tak ada laki-laki di rumah kami saat itu. Untuk sesaat kami semua tertegun, nyaris tak ada yang mengambil tindakan. Terpana, pun ketika Ular kecil itu akhirnya memutar arah ke luar pintu rumah. Eitttsss, tapi kok kearah samping kiri rumah ya, kearah parkiran sepeda yang sudah lama rusak. Kami hanya terus mengamati, aku malah sempat mengambil fotonya. Tapi tak kusangka, si Ularpun kembali berbelok arah, menuju rimbun tanaman selanjutnya ke paritan dan menghilang di jalan. Uuuuppss akhirnya. Kesimpulan kami yang menyaksikan aksi si Ular, ia hanya ingin berkunjung. Hehiii...

Dan memang beberapa hari yang lalu saat kami hendak pergi menjelang Isya, suamiku mendadak ngerem. Heran, akupun bertanya. Ternyata, di jalan yang hendak kami lewati sekitar 20 meter dari rumah kami, sedang menyebrang seekor Ular. Aku tak melihatnya, tapi deskripsi suamiku sangat mirip Ular yang siang ini masuk rumah kami. Sebesar jari kelingking, warna coklat kehitaman, panjang kira-kira 1/2 meter. Namanya tak tahu Ular apa, yang jelas bukan Ular putih lho ;)  Adakah si Ular mau menyampaikan sapanya, karena tak dilindas malam itu, tanya hatiku. Entahlah...

Si Ular yang baru keluar pintu, arah ke kiri.
Di posisi inilah selanjutnya belok kanan.
Ke arah tanamanku, deg-deg...ayo mau kemana nich?
Ternyata keluar pagar. Lalu menghilang.

Ya ini cerita berkunjung yang pakai tanda tanya, ada juga kok berkunjung yang jelas-jelas berkunjung, pakai kasih Award pula. Kunjungannya Pak Indra Kesuma Sejati yang membagiku Award terusan dari Kang Batavusqu (aku malah belum kenalan, jadi ingin malu). Terima Kasih Ejawantah's blog semoga makin berjaya.

Kapan ya aku bisa buat Award sekeren ini?
Ini Awarnya aku pajang dengan bangga, diteruskan kepada 5 orang sahabat? Boleh juga tuch, tapi siapa ya, kayaknya ini Award sudah banyak yang punya dech, kalau begitu boleh untuk siapa saja sahabat blog-ku yang belum dapat Award ini. Semoga makin barokah kunjung mengunjung kita di dunia maya ini. Aamiin...

~ Sebuah Catatan di Awal Sya'ban ~

Kadar Diri

Kita kini hidup pada sebuah zaman dimana banyak sekali orang terkenal, tetapi tidak mengenal kadar dirinya yang sebenarnya. Mungkin justru diri kita yang dikenal oleh orang banyak, tapi kita justru tak banyak tahu tentang diri kita yang sesungguhnya.

Kelemahan kita mungkin sesekali kita sadari, tapi potensi lebih dalam diri kita yang sejatinya bisa kita gunakan untuk mengatasi semua kelemahan kita kadang justru gagal kita kenali. Atau sebaliknya, kita begitu fokus pada semua potensi baik diri tampa mau sedikitpun peduli dengan kelemahan dan kekurangan diri. Malang sungguh, bila kita sibuk membenahi sekeliling tapi kita justru lalai membenahi diri sendiri. Bagai lilin yang menerangi, tapi diri hangus terbakar api.

Adalah seorang muslim, sejatinya dia adalah orang pertama yang harus tahu kadar dirinya. Bisa memang dengan nama kita diberi tanda, tapi semoga karena amal kita dikenal. Mungkin bisa dianalogikan, nama adalah merk, sedang amal adalah karakter. Karenanya, orang yang terkenal tapi bukan karena amalnya, ibarat merk besar tapi tak ada isinya. Saat ini aku hanya sejenak menrenung tentang sebuah makna, tentang sebuah hakikat, yang dengan ini seorang ulama besar pernah berpesan.

Singkat. Singkat saja. Bahkan terkesan sangatlah singkat. Bukan karena ia tidak punya ilmu bila jawabannya hanya sesingkat itu. Seseorang yang menemui Abdullah bin Mubarak dan meminta nasihatnya. Mungkin orang tersebut sangat berharap, mendapatkan nasehat panjang dari seorang ahli hadist, ulama besar dan ahli ibadah sekelas Abdullah bin Mubarak. Tetapi kali ini, ia hanya mendapatkan penggalan kalimat singkat ini.
"Berilah aku nasehat," kata laki-laki itu kepada Abdullah bin Mubarak.
Maka Abdullah bin Mubarak menjawab, "Kenali kadar dirimu"
Hanya itu. Nasehat pendek, tapi lebih dari cukup mewakili betapa penting kandungannya. Dan sampai kapanpun nasehat itu tetap cocok untuk siapapun, termasuk kita pada saat ini.

) 8 (

Siapakah Abdullah bin Mubarak? Semoga kisah ini bisa membantu kita untuk mengenal sosok besar yang juga ahli hadist tersebut.


Tersebutlah, seorang mantan budak kurus yang telah dibebaskan tuannya. Namanya Mubarak. Dan setelah merdeka, Mubarak bekerja sebagai penjaga kebun. Suatu hari, sang pemilik kebun berkunjung bersama beberapa orang sahabatnya. Dipanggilnyalah Mubarak, "Petikkan kami buah delima yang manis", begitu perintahnya. 

Bergegas Mubarak melaksanakan tugasnya, ia memetik beberapa buah delima dan diserahkan pada tuannya. 

Namun, ketika buah delima itu dicicipi tak ada satupun yang terasa manis. Semuanya masam. Sang tuanpun marah dan bertanya pada Mubarak, " Apakah kamu tak bisa membedakan mana delima yang manis dan mana yang masam?"

"Selama ini aku tak mendapatkan izin untuk memakan buah delima ini, aku hanya bertugas menjaga kebun ini saja. Jadi bagaimana aku bisa membedakan delima yang manis dengan yang masam?" jawab Mubarak.

Sang tuan terkejut, tak percaya, bertahun-tahun bekerja menjaga kebun itu, tapi Mubarak tak pernah memakan satu buahpun isi kebun. Maka sang tuan menanyakan hal itu kepada para tetangga kebun. Mereka semua menjawab, Mubarak tak pernah makan delima tersepun walau hanya sebuah.

Singkat cerita, selang beberapa hari kemudian, sang tuan datang lagi menemui Mubarak untuk meminta pendapatnya. "Aku hanya punya seorang anak perempuan, dengan siapakah aku harus menikahkannya?"

Mubarak menjawab dengan ketenangan yang menunjukkan kadar dirinya, "Tuan, orang Yahudi menikahkan anaknya karena kekayaannya, orang Nasrani karena ketampanannya, orang Jahiliyah karena nasab kebangsawanannya, sedangkan orang islam menikahkan karena ketaqwaannya. Maka termasuk golongan yang mana Tuan, silakan menikahkan putri Tuan dengan salah satu cara tersebut."

Sang pemilik kebun itupun berkata, "Demi Allah, aku hanya akan menikahkan putriku atas dasar ketaqwaan. Dan aku tidak mendapati laki-laki yang lebih bertaqwa melebihi engkau ya Mubarak, maka aku akan menikahkan putriku denganmu."

Subhanallah, Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dijaganya karena belum mendapatkan izin dari sang pemilik kebun, namun akhirnya Allah justru menganugrahkan kebun beserta pemiliknya kepadanya. Balasan atas amal dan taqwanya. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya akan menggantikannya dengan yang lebih baik. 
"Sesungguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena rasa takut kepada Allah 'Azza wa Jalla melainkan Allah akan memberikan kepadamu yang lebih baik darinya." (HR. Ahmad)
Demikianlah, hingga dari rumah tangga yang dibina Mubarak atas dasar ketaqwaan ini lahirlah seorang Syaikhul Islam, ulama besar, ahli hadist terkenal, mujahid pemberani, seorang kaya yang darmawan yang telah mengajarkan pada kita untuk mengetahui kadar diri. Beliau adalah Abdullah bin Mubarak rahimahullah.

) 8 (

Generasi Penerus, 
Muhammad 'Abid Hamasah saat berumur 2 tahun 3 bulan. 
Semoga kadar dirimu seharum harapan dalam do'a-do'a ini.
Semoga kita adalah orang yang tahu mengukur kadar diri sendiri, sebelum mengukur kadar diri orang lain. Orang yang sibuk berbuat amal bukannya sibuk menilai amal orang lain. Bukankah Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kepada kita untuk membangun kadar diri dengan amal nyata, bukan amalan rekayasa. Kadar diri sejati yang selamanya tak tak akan luntur diterpa fitnah bahkan tetap berkilau saat terpendam dalam lumpur.

~ Sebuah Catatan untuk Diri ~

Minggu, 03 Juli 2011

Hari Keluarga di Palembang

Momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni 2011 dimanfaatkan oleh Partai Keadilan Sejahtera untuk meluncurkan Rumah Keluarga Indonesia. Mendukung program pemerintah itu, PKS menjadikan Harganas sebagai Hari Keluarga Kader dan memprioritaskan satu hari tersebut untuk melakukan kegiatan bersama keluarga. 


Dan inilah liputannya, Peringatan Hari Keluarga sekaligus Lounching Rumah Keluarga Indonesia di Palembang. Diawali dengan rasa syukur yang begitu besar, hari ini kami sekeluarga bisa meluangkan waktu khusus untuk mengikuti serangkaian acara yang sudah sejak jauh-jauh hari disiapkan oleh panitia. Walau ada suara tak jelas yang terdengar, sekarang Pe Ka eS ya Bu? Haallahh...yang bener saja, Abinya anak-anak yang punya kerjaan, masak aku tak ikut. Agap saja sedang jadi Ibu Darmawanita, atau semacam Ibu Persit gitcu, mosok ora oleh tho...

Acara dipusatkan di Situs Purbakala, bahkan digabung dengan pelaksanaan "Jambore Anak Muslim" sebagai suatu bentuk mengisi liburan ceria untuk banyak keluarga yang tak bisa rekreasi ke luar kota. 


Gerbang Taman Purbakala, lokasi ini juga menyatu dengan Museum Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

Jambore dulu ya...mumpung liburan ;)
Agenda yang dirancang sejak pukul 06.00 s/d 17.00 WIB ini luar biasa serunya, bahkan berhasil menghadirkan beberapa keluarga dari Kabupaten Lubuk Linggau, Sekayu, Prabumulih juga OKI. Para keluarga Ustadzpun datang dengan pasukan lengkapnya. Sempat membuatku tertegun, wach ternyata banyak yang sudah bujang gadis ya para ponakan, ehmm...berasa makin berumur :) 
 
Kami sekeluarga datang lewat pukul 06.00 WIB, masih tergolong yang datang duluan, sempat foto-foto ditengah sejuknya udara pagi. Langsung ikut senam bersama seluruh keluarga yang hadir. Lumayan berkeringat.

Aksi keluarga, mumpung masih rapi.
Ada episode Keluarga berbagi Cerita, menampilkan Ustadz Iqbal Ramzi (Wakil Ketua DPRD Prop. Sumatera Selatan) dan Ustadz Slamet beserta keluarga. Cerita perjalanan kedua keluarga membagi waktu antara tugas luar dengan pendidikan anak, lengkap dengan suka dukanya. Saat ini istri Ust. Iqbal sedang hamil anak ke 6, dan sempat terdengar sebenarnya sedang agak mabok karena hamil muda, tapi bela-belain hadir. Dan aku makin menyadari, bahwa aku memang harus banyak belajar. 


Dua keluarga yang bisa dijadikan panutan. 
Keluarga Ustadz Iqbal dan Keluarga Ust. Slamet dengan 9 anak.
Ada banyak pentas seni budaya oleh para anak, kreatif dan sangat menghibur. Selanjutnya pengumuman lomba, karena sejak sepekan sebelumnya memang sudah diadakan serangkaian lomba dari lomba reporter cilik, catatan di facebook, foto aku dan Ayah, artikel Pe Ka eS dimataku, curhat dan menulis surat. Ini salah satunya pentas drama, persembahan dari Dapil 5, Rajo yang Bijaksana judulnya. Ada Kak Zaki lho, itu sepupu tertua Hamas yang sekarang naik kelas VI SDIT Bina Ilmi.

Pentas Drama yang mengundang senyum ;) 
Kak Zaki jadi pangeran ke 4, yang mewarisi tahta kerajaan.
Ada lomba kreatifitas keluarga dari barang bekas, yang sebelumnya sudah disampaikan untuk membawa bahannya masing-masing. Kami sekeluarga ikut dalam event ini, membuat peti harta karun atau kotak mainan anak dari kardus bekas. Tidak menang sich, tapi senang bisa ikutan, terlebih Yunda dan Akang antusias membantu dalam pembuatannya. 

Siangpun hadir, diisi dengan acara ISHOMA, istirahat-sholat-makan. Selanjutnya adalah acara jambore anak diisi dengan berbagai lomba dan out bond, juga ada beberapa lomba antar keluarga, yang tujuannya menjalin kerjasama keluarga. Ustadz Imam Mansyur (Ketua DPW Pe Ka eS) sekeluargapun tak mau kalah ambil bagian, inilah aksinya difinal lomba Abi-Ummi dan anak usia TK, hebat juara 3.

Keluarga Ustadz Imam Mansyur, istri dalam kondisi hamil anak ke 4. 
Istri beliau ini juga seniorku yang sekarang residen PDL. 
Subhanallah... 

Dan saksikanlah aksi seru Yunda dan Akang yang ikut serangkaian lomba. Heboh pokoke. Inilah liburan ceria yang sesungguhnya.

Akang termasuk peserta terkecil dalam Jambore kali ini.

Menang kalah, bukan masalah, yang penting happy.
Ayo Kang, maju terus. Keep Hamasah...
Yunda dkk, lomba mengasah konsentrasi dan membina kerjasama.
Sebenarnya banyak lagi rangkaian lomba lainnya, foto-foto Akang apalagi, lengkap, sampai baru nyadar Yunda hampir terlewat untuk diliput. 

Judulnya: Agak mejeng dikit, hiii...
Yunda dan Abi, senyum cerah menatap masa depan, ehem...
Maka biar sama ramee, kupajang juga foto imut Yunda bersama Ummi dan juga bareng Abi di hari keluarga yang tak akan terlupakan ini. Padahal tinggal bilang kok kalau mau narsis dulu, hehe...

Namun apalah bahasa yang tepat, jujur aku menemukan taburan mutiara berharga disini, kesan yang sangat mendalam.  
Keluargaku Inspirasiku
Keluargaku ladang amalku. 
Harta yang paling berharga adalah keluarga. 
Semua kalimat tersebut, memotivasiku untuk selalu menjadikan setiap hari adalah hari terbaik dan terindahku bersama keluarga.

~ Sebuah Catatan Liburan yang tertundA ~