Jumat, 29 Juni 2012

Duo Srikandi

Vina dan Ituk, kompak.

Dua perempuan ini sangat diandalkan di kantor kami. Merekalah yang paling pagi datang ke kantor untuk beberes dan bebersih. Setelah selesai dengan acara utama itu mereka akan langsung mendapat tugas beruntun lainnya, seakan tak ada habis sampai jam pulang kantor. Dari mulai dimintai tolong mengantar dan mengambil fotocopy sampai memilah surat menyurat.

Kalau tiba hari Jum'at, tugas mereka lebih seru lagi. Masak-masak. Di kantor kami kalau ada yang syukuran misalnya kenaikan pangkat dll, maka diadakan makan bersama. Biar hemat pengolahan masakannyapun dipercayakan pada 'duo srikandi' ini. 

Sebenernya ada 'laskar' lainnya selain mereka berdua, tapi yang lainnya laki-laki. Mereka kompak dan sangat ramah. 

Balik ke duo srikandi ini. Satu namanya Rusdiati tapi minta dipanggil Ituk. Usia kami sebaya, karena kami lahir pada tahun yang sama. Sudah menikah dan dikarunia 1 orang anak yang umurnya hampir 1 tahun. Yang satunya masih 'ting-ting', namanya Ervina. Biasa disapa Vina, generasi awal 90-an. 

Foto ini diambil hari Kamis lalu, saat usai acara di kantor. Melihat aku yang siap membidik, mereka langsung senyum sumbringah. "Masukkan facebook ya Bu" koor mereka bersamaan. Aku jawab, "Ya nanti dimasukkan ke blogku".

Dan pagi ini mereka ketawa-tiwi melihat foto mereka terpacang disini.

Sedangkan akupun bahagia memenuhi janjiku pada mereka, juga mengingatkan diriku sendiri bahwa sebaik-baik manusia bukan karena jabatan atau pangkatnya sebagaimana hadist berikut:

Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?” Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan. Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan. Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR. Thabrani)

Rabu, 27 Juni 2012

Mesir Makin Melambai

Februari 2012 lalu, saat ikut perhelatannya Una, aku pernah bercerita tentang daftar keinginanku ke berbagai belahan bumi. Yang paling seru adalah saat berkisah tentang impianku ke Negeri Sejuta Piramid, lengkapnya silakan baca di Mesir Melambai.

Dan pada Juni 2012 ini, saat khabar baik merebak tentang terpilihnya seorang hafidz Qur'an sebagai Presiden Mesir, DR. Musri. Mesir semakin mempesonaku dengan lambaian hangatnya.

DR. Musri, Presiden yang hafidz Qur'an.
Gambar pinjem di Google.
Beliau yang telah berpidato dengan amat bijaknya, boleh baca kutipannya disini. Beliau yang telah membuat banyak kebijakan yang 'tak biasa' sehingga mencengangkan banyak pihak yang tak mengenalnya, salah satunya dengan menyumbangkan seluruh gaji presiden kepada negara. Amat banyak orang yang penasaran dengan sosoknya yang mempunyai nama lengkap Muhammed Musri Issa Ayyat, dengan 5 orang anak dan 3 orang cucu.

Sungguh benar yang pernah kubaca bahwa ajaib sungguh penjara Mesir. Masuk kedalamnya Nabi Yusuf as dan setelah keluar menjadi Raja Mesir pada masanya. Selang waktu berlalu, masuk ke dalamnya juga seorang DR. Musri dan setelah keluarnyapun menjadi Presiden Mesir atas kehendak-Nya.

Kenyataan inilah yang membuat Mesir makin melambai padaku. Semoga ada yang mau jadi sponsor buat ke Mesir  Paling tidak nanti saat mendampingi anak-anak, Yunda sudah ada niatan kuliah di Al Azhar. Semoga...

Sejarah memang telah mencatat, banyak kemuliaan yang mampu dilakukan para pemimpin yang 'baik' agamanya, terlebih bila beliau juga seorang hafidz. Selain DR. Mursi, pemimpin dunia yang juga penghafal Alquran adalah Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniya. bahkan anaknya yang bernama Aid berhasil menyempurnakan hafalan Alquran dalam 35 hari dan memperoleh gelar mumtaz (sempurna). 

Palestina sudah, Mesirpun sukses. Semoga Indonesia berikutnya. Izinkan duhai Sang Pemilik Negeri.

Senin, 25 Juni 2012

Pada Tujuh Tahunnya Hamas


Hamas makin bertumbuh
Menapaki hari dengan keceriaan kanak-kanaknya


Kesertaan Abi dan Ummi, baik dalam laku dan do'a
Semoga senantiasa mewarnai kokohnya pribadi dan baiknya akhlakmu


Dulu, yang selalu kami ingatkan pada Hamas
"Ayo makan Nak..." atau "Ingat makan ya Nak..."
Sekarang, yang utama
"Ayo sholat Nak..." atau "Ingat sholat ya Nak..."

Karena menurut Ali bin Abi Thalib ra, pendidikan anak dapat dibagi menjadi 3 tahapan berdasarkan penggolongan usia:
  1. Tahap Bermain (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
  2. Tahap Penanaman Disiplin (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 - 14 tahun.
  3. Tahap Kemitraan (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) dimulai 14 tahun ke atas.
Pada tujuh tahun usianya Hamas, penggalan kata ini yang terus terngiang
Hamasku tujuh tahun, tepat seminggu yang lalu, 18 Juni 2005-18 Juni 2012.

Minggu, 24 Juni 2012

Herbal: Melebarkan Vena Jantung

Ramuan obat herbal yang berguna untuk melebarkan pembuluh darah, Vena Jantung:
* 1 gelas sari/ air Lemon
* 1 gelas sari/ air Jahe
* 1 gelas sari/ air Bawang putih
* 1 gelas sari/ air Apple Vinegar.


Cara mengolahnya:
* Campur semuanya dan didihkan secara perlahan-lahan (api kecil).
* Biasanya sekitar 1/2 jam, untuk menjadi 3 gelas.
* Saring dan biarkan menjadi dingin
* Setelah dingin, tambahkan 3 gelas  Madu alami, diaduk sampai rata dan simpan dalam botol.


Anjuran pakai :
* Minum 1 sendok makan setiap pagi sebelum sarapan.


Penyempitan/ sumbatan pembuluh darah Vena Jantung Insya Allah akan terbuka.
Banyak yang sekarang tidak diperlukan lagi operasi jantung Angioplasty atau Bypass.


Prof. Dr. S. Vikineswary, Biotech Division Institute of Biological Sciences University of Malaya,50603, Kuala Lumpur, Malaysia.

Sumber SMS seorang Sahabat.
Tolong sebarkan kabar ini kepada orang yang membutuhkan.


Catatan:
Datuknya Hamas saat kontrol beberapa bulan lalu diindikasikan harus operasi karen pembuluh darah jantungnya makin menyempit, minum ramuan ini sekarang membaik. Saat kontrol Jum'at 22/6 lalu, oleh Prof. Ali Ganie dinyatakan stabil. Perkembangannya akan selalu diobservasi. Alhamdulillah...
Dan tentang sosok Prof. Ali Ganie, sungguh sosoknya patut diteladani, beliau dokter Spesialis Jantung yang sangat menguasai bidangnya dan sangat menjunjung tinggi etik. Semoga Allah selalu meridho'i beliau. Aamiin YRA...

Selasa, 19 Juni 2012

Anugerah Belajar

Awalnya aku ingin 'ngambek' saja, gara-gara tulisanku kemarin dinyatakan tak memenuhi syarat oleh Komandan BlogCamp, tapi setelah dipikirkan ruginya diriku bila tak ikut JOB 2012, acaranya kan bertabur bintang dan berkilau hadiah. Dan akhirnya akupun menorehkan kisah ini, sebagai bukti bahwa aku seorang yang bijak dalam menentukan pilihan. Karena menurutku keputusan untuk meramaikan pagelaran Jambore On the Blog 2012 adalah salah satu bentuk pilihan yang bijak.

***

Napoleon mematung, sudah 1 jam ia memilih baju mana yang pantas dipakai dalam jamuan makan malam nanti. Berulang kali Umak ditelfonnya tapi selalu gagal. Akhirnya ia kebingungan sendiri, tak bisa menentukan pilihan. Dan memang sejak kecil semua keperluannya selalu disiapkan Umaknya. Mana yang kata Umak bagus maka bagus juga menurutnya, mana hal yang baik menurut Umak pasti baik juga menurutnya. Selalu begitu.

Jangankan dalam hal memilih kostum, atau selera makan. Menentukan jurusan yang diambil setamat SMA juga Umaknya. Umak adalah segalanya buat Napoleon. Saat masih sekolah ia nyaman-nyaman saja, menikmati semuanya tampa protes. Tapi setelah memasuki dunia kerja, Napoleon malah sering jadi stress sendiri. Boro-boro bisa bijak dalam memilih, sekedar menentukan pilihanpun ia sering gagal. Tak banyak kawan kantor yang mau dekat dengannya yang terlanjur menyandang predikat 'Anak Umak' itu, Napoleon terlalu identik dengan orang yang tak punya pendirian. Memprihatinkan.

Napoleon tidaklah sendiri. Banyak Napoleon lain yang mengalami kesulitan menentukan pilihan sebagai buah dari pengkondisian sejak kecil dulu oleh orangtuanya. Bahkan aku pernah mendengar  sebuah cerita, ada seorang istri yang kesal, karena sang suami selalu melibatkan Ibunya dalam mengambil semua keputusan. Sampai menentukan merk semen apa yang terbaik untuk membangun rumahpun perlu petunjuk Ibunya dulu. Olala, apa yang diketahui oleh Ibunya yang seorang pensiunan Guru tentang kualitas semen yang baik? Akankah lebih baik dari pengetahuan dirinya yang seorang arsitek?  

Menurutku ini semua tak lain adalah sebuah hasil belajar yang bukan dari bangku sekolah. Betapa pentingnya anak-anak disertakan dalam proses menentukan pilihan dan membuat keputusan.  Membiasakan mengajak anak-anak dalam bermusyawarah. Contoh kecil saja, misalnya saat membeli baju atau tas sekolah, coba ajak anak-anak ke pasar, biarkan mereka yang menentukan  pilihan sesuai dengan seleranya. Libatkan ananda dalam membuat keputusan untuk dirinya maka merekapun akan belajar memilih dengan bijak. Memilih dengan bijak adalah sesuai kebutuhan bukan memilih sesuai keinginan.

Memilih dengan bijak adalah sebuah anugerah dalam belajar.

Tentang arti penting sebuah proses yang ikut melibatkan anak secara aktif, Nabi Allah, Ibrahim, AS sudah mengukir keteladanannya. Simak dalam Firman Allah,

"........Ibrahim berkata: Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi aku menyembelihmu. Maka pikirkan bagaimana pendapatmu?............" (Q.S Ash-Shaffat : 102)

Bagaimana Ibrahim berdialog dengan putranya Ismail, meminta pendapatnya. Padahal bisa saja bentuk intruksi atau perintah yang dilakukannya. Karena seperti kita tahu Ismailkan anak yang sholeh jadi bisa dipastikan ia akan menuruti semua perintah sang Ayah. Sama hasilnya, tapi berbeda prosesnya.

Ya, ya...selalu ada kata belajar disetiap kesempatan bersama ananda. Belajar dari Ibrahim, belajar taqwa kepada Allah.

Jambore 2012

Artikel  ini untuk menanggapi artikel Jambore On the Blog 2012 episode ke-7 
yang berjudul Bijak dalam Menentukan Pilihan tanggal 19 Juni 2012.

Senin, 18 Juni 2012

Mencintai Tanpa Tapi

Entah sejak kapan kalau kuminta melakukan sesuatu yang tak biasa, Hamas selalu merangkainya dengan kata 'tapi'. Misalnya, "Akang besok kan libur jadi ngajinya kita buat 2 kali ya, sebelum magrib dan sesudah magrib"

Tak ada penolakan, atau alasan, jawaban Hamas, " Boleh juga Mi, biar cepat hatam Al Qur'an, tapi nontonnya nambah juga ya Mi, lebih dari 2 jam. Mumpung libur"

Oo aku wapada. Menggeleng kok rasanya kurang pas. Dan ini bukan kali pertama Hamas melengkapi kesediaannya dengan kata 'tapi'.

Selidik punya selidik, Hamas mulai mengadopsinya dari Abi, artinya juga dari Yai - Nyai (Kakek - Nenek) yang kerap mengajukan syarat tertentu saat memberi hadiah.

Misal saja, saat Yunda pertama kali lulus Iqro' di TK dulu, Nyai langsung memberi hadiah berupa baju baru. Hamas memperhatikan dan langsung bertanya, "Hadiah baju punyaku mana?"

Nyaipun menjawab sumbringah, "Hamas juga akan Nyai belikan baju, tapi tamatkan dulu Iqronya" Coba bayangkan perasaan Hamas yang kala itu baru Iqro' I, ia langsung tak bersemangat.

Dulu bahkan saat Hamas masih kecil, kalau ada yang membuatnya menangis, didorong oleh sayangnya Nyai akan menghibur Hamas dengan kata 'tapi' yang melenakan. "Hamas kita beli donat yuk, tapi Hamas harus berenti menangis dulu" Dan mujarab, tangis Hamaspun langsung reda seketika. 

Dikesempatan lain, saat Hamas mengajukan satu permintaan pada Abinya. 
"Abi, kapan kita mancing lagi?" 

"Akang senang mancing ya, nanti kita mancing lagi, tapi nunggu Hamas liburan ya" Karena senangnya, Hamaspun mengangguk dan merekam. Oochh kalu mengabulkan permintaan harus pakai syarat. Padahal andaipun tak kata 'tapi' tentu memancing bersama tak mungkin dilakukan bersamaan dengan waktu sekolah bukan?  

Aku bukan tak berkomentar, sudah seringkali kami bahas bersama, namun yang namanya kebiasaan turunan sulit juga diubah. Tak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Teringat juga aku pada kejadian Yunda yang pernah tak tertarik pada kegiatan mewarnai karena terbelenggu kata "jangan keluar garis" seperti yang sudah pernah kuceritakan disini. Kata 'jangan' cenderung turunan dari Jidah - Datuk, selaku orangtua yang cenderung overprotektif, dan jujur banyak mewarnai polaku dalam mengasuh ananda.

Dan saat inipun baik Abinya maupun aku berusaha terus menerus belajar menjadi orangtua bijak yang tak hanya mendidik anak-anak dengan cara seperti kami dididik dahulu. Mendidik anak-anak dengan penuh cinta yang tampa syarat, dan juga disertai dengan ilmu tak sebatas rajin berkata 'jangan'.  

Tak bisa kubayangkan sedihnya aku, bila kelak saat aku meminta Hamas mengantarkanku ke Masjid untuk menghadiri pengajian, dengan ringannya Hamasku menjawab, "Baiklah Ummi, aku antarkan Ummi tapi aku selesaikan dulu semua urusanku" Aacchh, aku pastikan akan ada linangan duka andai benar itu terjadi, lalu mengapa aku wariskan kata 'tapi' untuk sebentuk cinta yang seharusnya utuh. Sungguh aku tak mau mengalami sesal itu. 

Lebih dari semua itu aku yakinkan diriku untuk mencintainya tanpa kata 'tapi', sekarang dan selamanya. Bahwa sebagai orangtua sudah saatnya aku harus “belajar cepat”, tak boleh menyalahkan siapapun atau mengandalkan waktu dengan berujar 'lihat saja nanti'. Kedepan kitapun harus BISA segera tanpa 'tapi', untuk membangun generasi berkarakter. Dan kesadaran ini, kini ingin kutularkan. Mengajak orang-orang terdekat.


“Dan hendaklah takut orang-orang yang meninggalkan teturunan di belakang mereka dalam keadaan lemah yang senantiasa mereka khawatiri . Maka dari itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengatakan perkataan yang lurus benar.” (An Nisaa’ 9)


Ya. Salah satu pinta yang sering diulang Ibrahim dalam doa-doanya adalah mohon agar diberi lisan yang shidiq. Dan lisan shidiq itulah yang agaknya beliau pergunakan juga untuk membesarkan puteranya sehingga mereka menjadi anak-anak yang tangguh, kokoh jiwanya, mulia wataknya, dan mampu melakukan hal-hal besar bagi ummat dan agama.  

Kita? Mari sejenak kita renungkan tiap kata yang keluar dari lisan dan didengar oleh anak-anak kita. Sudahkah ia memenuhi syarat sebagai Qaulan Sadiidaa, kata-kata yang lurus, benar, sebagaimana diamanatkan oleh ayat di Surat An Nisaa’ tersebut? Ataukah selama ini dalam membesarkan ananda kita sering mengeluarkan kata 'tapi' yang melemahkan semangat mereka atau hanya berprinsip “asal tidak menangis” atau ”asal anak bahagia”. Padahal baik agama, ilmu jiwa, ilmu psikologi juga ilmu perilaku menegaskan bahwa menangis itu penting dan bahagiapun bisa dengan air mata.




Artikel ini untuk menanggapi artikel BlogCamp Yang berjudul Ucapan Orangtua Yang Melemahkan Semangat Anak tanggal 18 juni 2012

***

Batal ikutan 'JOB 2012' episode ke 6 maka tulisan ini aku persembahkan buat putraku, Hamas, yang hari ini (18/06/2012) tepat berumur 7 tahun. Mohon do'a tulus dari sahabat semua, semoga Hamas menjadi anak yang sholeh muslih dan dikabulkan semua  cita-citanya.

Minggu, 17 Juni 2012

Obat Herbal untuk DBD

Juice Daun Pepaya untuk Obat Demam Berdarah

Berdasarkan pengalaman dari seorang anak laki-laki yang telah sembuh dari penyakit demam berdarah setelah sebelumnya mengalami masa kritis di ICU ketika trombositnya mencapai angka 15 ribu dan menghabiskan 15 liter tranfusi darah.

Ayah dari anak tersebut mendapatkan rekomendasi dari temannya tentang Juice Daun Pepaya Mentah.Setelah minum juice tersebut, trombosit temannya yang semula 45 dengan 25 liter tranfusi darah naik dengan cepat menjadi 135. Hal ini membuat dokter dan perawat terkejut. Bahkan keesokan harinya, temannya itu sudah tidak diberikan tranfusi lagi.

Cara membuat Juice tersebut:

♣ 2 helai daun pepaya dibersihkan, ditumbuk dan diperas dengan saringan kain
♣ Akan didapatkan 1 sendok makan per helai daun
♣ Takarannya 2 sendok makan 1 kali sehari
♣ Daun jangan dimasak, direbus atau dicuci dengan air panas karena khasiatnya akan hilang
♣ Ingat: hanya daunnya saja, bukan batangnya atau getahnya.
♣ Rasanya memang pahit sekali, tetapi tetap harus diminum

Pengalaman lain tentang juice daun pepaya mentah ini didapat oleh seseorang dengan kondisi yang sangat parah. Orang ini keadaannya sangat kritis, dimana paru-parunya telah mulai diisi air karena angka trombositnya yang sangat rendah. Sampai-sampai ia kesulitan bernafas.

Dokter hanya bisa berkata bahwa kekebalan tubuhnya yang akan bisa membuat dia bertahan. Untungnya, ibu mertua dari pasien tersebut mendengar tentang juice daun pepaya mentah tersebut. Setelah diberikan kepada pasien, keesokan hari, trombositnya mulai naik dan demamnya mulai hilang. Juice itu terus diberikan dan 3 hari berikutnya dia dinyatakan sembuh.

Tolong sebarkan informasi ini karena belakangan ini banyak sekali kasus penyakit demam berdarah. Dengan kontribusi anda, banyak nyawa dapat diselamatkan.

Indahnya Berbagi.


Jumat, 15 Juni 2012

Jangan Tertipu DBD

Hari ini 15 Juni diperingati sebagai hari DBD, ASEAN.

Sedih melihat Yunda sakit, wajahnya pucat, lesu dan tak bergairah. Demamnya tinggi sempai 40 derajat. Paling turun sedikit sekitar 39,7 derajat. Ibu mana yang tak cemas. Makan masih mau sedikit, minum juga mau tapi harus dengan penawaran. Sesekali terdengar erangannya minta dipijit, linu dan pusing katanya. 

Yunda termasuk tak rewel bila sedang sakit, biasanya bila hanya batuk filek saja tak mempan menghalanginya Sekolah. Batuk filek adalah sakit yang tersering pada Yunda. Diare pernah tapi tak sampai parah. Demam? Sesekali, tapi biasanya masih energik dan mau bermain. Tapi kali ini sedikit berbeda. Demamnya disertai dengan rengekan, Yundapun tampak sangat lemah. Masuk hari ke 3 aku terus waspada, saat sore menjelang belum ada tanda-tanda demamnya turun maka aku langsung mengajak suamiku ke UGD RSI Khodijah, memang yang paling dekat dengan rumah kami.

Yunda saat di UGD.
Maunya ditemani Ummi.

Syukurnya dokter jaga sore itu aku kenal, dr. Feli adik tingkatku. Diperiksa sebentar sesuai standar operasional pelayanan, langsung ke laboratorium. Cek darah untuk curiga DBD. Saat pengambilan darah inilah naluri seorang ibu sering terkalahkan, tak tega melihat anaknya ditusuki jarum suntik. Tapi buatku, saat memang tindakan itu adalah upaya menegakkan diagnosa atau dalam rangka pengobatan, aku harus kuat. Walau seperti biasa, disertai air mata *ya andai saja rasa sakit itu bisa kuwakili, kupastikan justru tampa air mata.

Singkat cerita, selesailah prosesi yang menegangkan itu. Aku langsung pamit pulang dan hasilnya minta ditelfon saja. Sebuah kemudahan karena mengenal dokter jaganya. Selang 1 jam, aku dikhabari bahwa trombosit Yunda masih >200 ribu. Lega. Bayangan mencekam itupun sirna. Malamnya jadi bisa tidur dengan tenang, walaupun masih demam Yunda juga sudah tak merengek lagi.

Besoknya Yunda sudah mau main lagi bareng Hamas dan sepupunya yang datang menjenguk. Kontan saja banyak suara yang menyudutkanku sebagai 'Ibu yang mudah panik', aku ya senyum saja. Biarlah yang penting aman, aku tak mau terpedaya dengan DBD yang suka menipu. Tugas kita sebagai makhluk termulia adalah berusaha sebaik mungkin, soal hasil serahkan pada Sang Pemilik Hidup dan Mati. Selengkapnya silakan menikmati sajian di Warung Blogger, tempat mangkalnya orang pintar.

Sekedar catatan dari seorang Ibu.
*sebuah kenangan buatku bersama Yunda, semoga kelak tulisan ini dibacanya.

Kamis, 14 Juni 2012

Kalau Nanti

Kalau nanti aku punya usaha
Aku maunya memberikan layanan terbaik pada pelanggan
Tak akan kubiarkan orang ngantri kelamaan
Apalagi sampai ada yang menyerobot antrian

Kalau nanti 'warung'ku sudah buka
Aku mau berbuat adil pada pelanggan
Semampuku memberikan keringanan saat mereka penuhi kewajiban diawal
Tak hanya bisa narik denda saja bila ada keterlambatan

*curcol dulu, daripada dipendam bikin mangkel, jadi walau secuil semoga ada hikmahnya, biar makin terasa berkahnya ngeblog...

Tulisan singkat ini kutujukan pada sebuah 'instansi', sebut saja namanya VIV, mestinya aku 'selesai' dibulan 'September', karena ada rizky maka kulunasi hari ini. Dari pagi antri, lajur 'kiri' lancar tapi lajur 'kanan' belum juga buka, saat sudah dibuka ada pula yang menyalip antrianku yang sejak awal ada diposisi pertama pada lajur 'kanan' *mana aku sudah telat ngantor. 

Saat dikeluarkan rincian, ternyata ada denda sebesar 'tujuh puluh lima ribu rupiah' atas keterlambatan beberapa hariku dibulan Maret lalu. Ya dech konsekuensinya aku bayar, saat menanyakan diskon karena aku bayarnya lebih cepat dari tanggal malah diketawain. Iya sich memang tak ada dalam perjanjian, tapi logikanya masuk akal dong. Kita telat kena denda, kita bayar cepat harusnya dapat diskon juga, iya nggak? 

Ini menurutku lho, dikaupun boleh berbeda pendapat :D

*maaf Ri, tak pantaslah tulisan 'asal' ini kuposting di WeBe...

Selasa, 12 Juni 2012

Seberapa Besar

Seberapa besar dukamu
Kami bahkan tak melihat itu
Sebab kau baluti dengan senyuman ketegaran
Tak ada tempat untuk air mata

Seberapa besar kau mencintainya
Tak akan bisa menahan ia kembali pada Sang Pemilik
Sebab nyatanya hari ini kaupun harus ikut dalam barisan sholat jenazah
Bersama Bunda yang melahirkannya

Seberapa besar ikhlasmu
Tak akan ada yang bisa mengukurnya
Sebab sudah kau buktikan perjuanganmu merawatnya
Dalam 2,5 tahun sakitnya

Seberapa besar kuatmu
Sungguh semua tak akan pernah tahu
Tapi aku yakin kau akan bisa melewati semuanya
Ada Kanza yang masih membutuhkanmu

Untuk seorang sahabat yang suaminya meninggal hari ini
*sang suami sakit sejak anak pertama mereka umur 7 bulan, dan sekarang jelang 3 tahun.
Sakit yang 'tak biasa', maka aku percaya sosokmu sebagai istri yang setia pastilah lebih 'tak biasa'

Senin, 11 Juni 2012

Menuju Pengakuan PDHMI

Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), ada yang pernah dengar nama ini? Aku juga baru tahu :D

Prof. Totong sesaat setelah dilantik sebagai ketua PDHMI.

Kamis kemarin (07/06) Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM) yang berkantor di lorong sebelah mengundangku untuk menghadiri acara Seminar Herbal dan pelantikan pengurus PDHMI Sumatera Selatan, bertempat di Grand Duta.

Aku yang penasaran hadir dong... 

Acaranya Sabtu (09/06), dihadiri oleh sekitar 50 orang peserta. Seminar herbalnya sangat menarik, banyak ilmu baru yang kudapat, termasuk didalamnya tentang pemanfaatan getah gambir hasil penelitian Prof. Ringgit yang sekarang sudah dipatenkan Malaysia. Ada beberapa orang dosenku yang tampak sangat antusias dalam forum diskusi. 

Disesi pelatikan pengurus ada kejutan lagi, mosok namaku disebut. Ini pasti kerjaannya Ibu dr. Solilul Hulwan, Kepala LKTM yang sudah mengenalku, lantaran waktu baru pindah di BTKL PP aku sempat bersilaturahim kekantornya, dan beliau sangat antusias mengajakku pindah ke LKTM. 

LKTM sendiri sebuah UPT Kementrian pusat yang sama kedudukannya dengan BTKL PP, dan untuk saat ini baru ada 2 di Indonesia, Palembang dan Makassar, begitu khabar yang kudapat dari Ibu Solilul. Diajak pindah ke LKTM aku ya mau Bu, sesuai dengan minat dan habitat *tapi apa pantas, wong di BTKL PP aku baru 2 bulan ini, sabar kata banyak 'suara' minimal harus 2 tahun dulu...

Oyyaa, balik ke acara pelantikan PDHMI ya...

PDHMI Sumatera Selatan diketuai oleh orang yang tepat, beliau adalah Guru Besar Farmakologi FK UNSRI, salah satu dosen favoritku. Prof. DR. M.T Kamaluddin, biasa disapa Prof. Totong dari huruf T yang ada dinamanya. Beliau sosok yang karismatik. Dalam sepatahkata sambutannya, beliau menyampaikan niat untuk membuka S2 Herbal di FK UNSRI. Dan tak ayal lagi, aku bersama seorang rekanku menemuinya usai acara. Kami menyampaikan dukungan atas niatan beliau membuka S2 Herbal, dan kami siap menjadi muridnya diangkatan pertama *mungkin ini jawaban do'aku yang ingin Sekolah lagi, sementara suami keberatan kalau harus di kota lain, suamiku malah maunya aku ambil spesialis saja, aaacchhh tak sanggup aku, tak berminat...

Nach kok malah kemana-mana ya...

Balik ke PDHMI, ternyata belum dapat pengakuan IDI lhoo.. Sebab pada Muktamar IDI 2009 di Palembang lalu PDHMI belum lahir. Jadi untuk sementara ini PDHMI masuk dalam PDSm dulu. PDSm adalah Perhimpunan Dokter Seminat yang sudah diakui IDI. Dan pada Muktamar IDI tahun ini di Makassar rencananya PDHMI baru akan diupayakan agar dapat pengakuan. Yang kuingat salah satu syarat untuk itu PDHMI harus beranggotakan minimal 50 orang *rasanya kemarin sudah lebih dech... Jadi semoga saja perjuangan di Makassar nanti bisa sukses, walau tampa kehadiranku. Hallaahh, emang siape? Dan aku juga kalau diajak berangkat pasti mau dong...

Pengakuan pada keberadaan PDHMI penting adanya, agar ke depan para dokter yang berminat dipengobatan herbal mendapat tempat di hati khalayak, sehingga tak dianggap saingan para dukun lagi...

Minggu, 10 Juni 2012

JASUKE

Walau berbau Jepang, tapi JaSuKe yang satu ini ternyata adalah singkatan dari Jagung - Susu - Keju. Entah mulai kapan JaSuKe mulai diakui keberadaannya. Yang aku tahu sejak pertama kali ada di PS, Yunda dan Hamas langsung suka, kalau tak salah dulu harganya Rp. 7.000,- satu cup sedang. Sekarang ditempat yang sama harganya sudah Rp. 8.000,-

JaSuKe olahanku,
Satu porsi yang tak ternilai harganya ^^

Yang termurah kami pernah beli yang digerobak pinggir jalan, satu porsinya Rp. 3.000,-
Baru-baru ini saat ke Bandara jemput Yai, Yunda dan Hamas pertama kalinya beli dengan harga Rp. 9.000,- Dan untuk sementara inilah JaSuKe termahal yang pernah mereka beli.

Kemarin, aku beli jagung kiloan di PTC seharga Rp. 30.000-an, sampai rumah langsung aku kukus, taburi dengan parutan keju dan disirami sedikit susu, rasanya tak ada beda dengan yang pernah kucicipi. Bisa dibuat puluhan porsi, lumayan menguntungkan. 

Saat kutanya pada Hamas, apa tanggapannya tentang JaSuKe buatanku.

"Enak banget Mi", ekspresinya penuh pujian.

"Akang nggak mau beli lagi yang di Bandara", lanjutnya *duuucch berarti buatanku lebih disukainya dong, pikirku. 

"Memangnya kenapa Nak?", tanyaku ingin memastikan.

"Kemahalan harganya Mi", jawabnya polos.

*Tueng, tuueeeng, makanya jadi Emak jangan mudah ke-GR-an, hehee...


"Kita jualan JaSuKe yuk Mi", ajaknya antusias.


*Emaknya masih mikir, adakah yang punya saran?

Jumat, 08 Juni 2012

Belum Sibuk

Seorang sahabat lama datang dengan 'tak sehat'nya.

Aku pernah menulis sedikit tentangnya di Mei 2011 lalu, accch ternyata sudah 1 tahun berlalu. Dan kami tetap jarang bertemu. Apalagi saat berurusan dengan mutasi kemarin, praktis aku tak sempat mengikuti perkembangannya.

Dan dirinya kemarin datang lagi, minta di BEKAM.
Bangga mestinya aku sebab ia mencariku saat membutuhkan bantuan, tapi tak bisa kusembunyikan marahku melihatnya. Tak diikutinya saranku untuk rutin berolahraga, alasannya sibuk. Bekam rutin sesuai anjuranku juga tak sempat. Tak juga ia bisa mampir ke rumahku kala sehatnya, lagi-lagi dengan dalih sibuk. 

Tapi saat kutanya, "Apa saja kegiatanmu sepulang kerja?"

Jawabnya main game. Dan seminggu sekali ke Glora Sriwijaya, Jakabaring nonton pertandingan SFC.

Puuiiiihhh, makin mau marah rasanya aku. Itu mach artinya BELUM SIBUK. Lalu mengapa ia seperti sungkan bertemu denganku. Tak ada yang bisa kupersalahkan, apalagi berdalih akunya yang sibuk. Bukankah, silaturahim itu penuh keberkahan? Jadi jangan sibuk dijadikan alasan, apalagi kalau kita sesungguhnya BELUM SIBUK.

Jadi ingin reposting cerita tentangnya.
Kita masih di kota ini, saat banyak sahabat kembali ke ranah asal
tetap bangga menyandang status 'anak rantau'
walau dengan kondisi yang jelas berbeda
dan kita masih rekat seperti dulu, walau hanya sesekali bertemu
Ya, tujuh tahun setelah usai masa kampus kita jarang bersua raga
khabar seperti hembusan angin, ada tapi tak nyata
tapi tak mengapa
bukan kah sekarang banyak kesempatan kita bisa berdialog lagi
Dirimu masih selayak dulu
ceria dalam canda, ceritamu apa adanya
walau gemilang karir telah kau dapat, wakasek di satu SMA ternama
hanya jelas pada gelar 'pembesar' yang kerap kujuluki
....ayo diet, begitu ingatku kerap kali
"biar saja, ini tandanya aku jomblo bahagia" timpalmu tetap dengan tawa
Ach..........
tapi sampai kapan?
tak ada jawaban, tak juga kucela
harapku, esok lebih baik
akan ada cara Allah menjagamu
Sore tadi kau datang dengan 'tak sehat'-mu
maafkan, ternyata sudah kerap kali
"mengapa tak kemari?", sebuah pertanyaan tak patut
apakah aku berhak menggugat, padahal aku bahkan tak pernah ke rumahmu
setulusku, maafkanlah....
"tak mengapa, biar aku yang kemari, aku juga rindu anak-anakmu"

tak ada kabut, ulas senyummu terlalu nyata
dan acara berdarah-darah itupun harus terjadi, akhirnya dirimu ku BEKAM
dan aku masih terus mencoba, membumbuimu agar mau genapkan 1/2 dien
"tolong sadarilah, sakitmu mengisyaratkan,
bahwa dirimu perlu dikuatkan"

hapus kisah pilu masa lalu, masih banyak pria baik untukmu
bukan aku keberatan menjadi labuhan
tapi akan indah untukmu kini dan kelak
usia kita tak lagi remaja
semua ingin lihatmu mendua, dengan orang yang tak mesti sempurna
selalu ada cinta bila kita mau membuka diri
semoga usai episodemu, lalu esok datang dengan lebih cerah
"Allah bantu dirinya, yakinkanlah ia pada yang sering kami bahas dulu"
Semua Indah pada Masanya, bukan karena dirimu tak Bahagia

Untuk seorang sahabat yang sedang sakit, Syafakillah. Katakan, SEHAT!
Seorang sahabat anugerah-Nya, melukis indah kisah bersama sejak di kost-an walau beda Fakultas.

Rabu, 06 Juni 2012

Habitat yang Berbeda

Kalau ada teman atau saudara yang bertanya padaku, 

"Sekarang tugas dimana?" 

Aku jujur agak sungkan menjawab. Kebanyakan memang mereka berkernyit mendengar kata BTKL. 

"Kok tugas di kantor itu? Ngapain?" *nach lho#

"Di sanakan tak ada orang yang berobat". Kali ini aku yang berkerut. 

"Trus kenapa?" Tanyaku sok heran.

"Iya, itu artinya dirimu tak berada di habitat yang sesuai." Kata seseorang suatu ketika.

"Dan apapun yang ada bukan dihabitatnya maka akan sulit sekali berkembang", lanjutnya.

Entah dapat ke-PeDe-an darimana, saat itu aku langsung menjawab,

"Semuanya tak mesti berkembang. Yang penting itu bisa terus tumbuh. Bonsai misalnya, meski sengaja dikerdilkan, tempat tumbuhnya dibuat sedemikian rupa, sengaja diganti habitatnya, buktinya bisa tetap bertahan hidup dan mahal harganya."

Saat itu aku berusaha menjawabnya dengan damai. Bukan semata bermaksud menghibur diri. Bukan pula karena lupa dengan ilmu tumbuh kembang yang aku dapatkan dibangku kuliah dulu. Tapi memang aku perlu menguatkan diri sendiri.

Ohhhya, pada tahu kan kalau kemarin Hari Lingkungan Hidup. Di Kantorku tak ada peringatan apa-apa kemarin. Hanya saja hari ini kami bersih-bersih, mau sertijab dari Ka. BTKL yang lama kepada yang baru. Jadi merekayasa kebersihan dalam rangka menyambut Pak Dirjen, bukan karena kesadaran atau HLH lho ya... *Adakah acara peringatan Hari Lingkungan Hidup ditempatmu?


Catatan:


  • Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010 (World Environment Day) diperingati pada tanggal 5 Juni setiap tahun, sejak PBB mengadakan Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm pada tahun 1977. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia diselenggarakan di bawah kordinasi United Nations Environment Programme (UNEP), yang juga sudah dibentuk PBB  pada 1977.

  • Sebuah tulisan menunggu jam pulang kantor, terinspirasi setelah baca EssiP :D

Selasa, 05 Juni 2012

Ikutan Tunsa, Peduli MGers

Adakah yang mengenal lambang ini?



Aku jujur belum kenal, malah baru tahu saat berkunjung ke rumahnya Tunsa. Kalau tentang Myasthenia Gravis dulu aku pernah belajar. Hanya belum pernah dengar ada Komunitas MGers, apalagi lambang begituannya, sama sekali tak kenal. Ini aku selaku yang mengaku orang kesehatan lho ya, bagaimana dengan khalayak yang diluar kami, pasti jarang banget yang tahu, boro-boro mau peduli. 

Maka makin salut aku pada tulisan bermutu seorang blogger  yang bercerita Tentang Myasthenia Gravis * siapakah dia? Aku sudah kenal dengannya *bangga dong ...

Oya, sedikit mengurai kisah awal 'merasa dekat' ku pada seorang Ari Tunsa, saat aku butuh info tentang Bali. Sehubungan dengan akan berangkatnya sahabatku ke Pulau itu seorang diri, buta peta dan tertinggal rombongan. Aku juga heran mengapa ia langsung memintaku mencarikan informasi yang dibutuhkannya, padahal ia tahu akupun belum pernah ke Bali. Aku langsung ingat sosok Ari Tunsa yang mukim di Bali. Segera kontak dan bertanya SKSD, padahal sebelumnya tak pernah ngobrol *hmmm, makin kurasakan berkah dan uniknya menjadi blogger...

Maaf prolognya kemana-mana, ibarat dari Palembang mau ke Jakarta tapi lewat NTT dulu :D *stop#

Saatnya kembali ke MGers, sebutan bagi para penyandang Myasthenia Gravis.

Keberadaan Myasthenia Gravis *sebagaimana yang sudah dikupas tuntas oleh Ari Tunsa, adalah suatu keadaan dimana terjadi kelainan autoimun kronis dan langka, dengan angka kejadiannya berkisar  1 dibanding 100.000 orang.

Myashenia Gravis terjadi karena antibodi beraksi melawan jaringan tubuh, yang terjadi pada Neuromuscular Junction (titik persambungan antara otot dan syaraf). Dimana dengan adanya gangguan komunikasi antara sel saraf dan sel otot, dapat yang menyebabkan kelemahan pada penyandang Myasthenia Gravis.


Pada Myasthenia Gravis dapat menyerang otot apa saja, tetapi biasanya menyerang otot yang mengontrol gerak mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, hingga pernafasan yang dapat menyebabkan gagal nafas yang berujung pada kematian.



Penyebab Myasthenia Gravis ini sering dihubungkan dengan kelenjar timus, yang berfungsi dalam sistem imun tubuh. Dimana pada penyandang Myasthenia Gravis sering didapati adanya Thymoma atau pembesaran kelenjar timus. Kelenjar Thymus yang seharusnya mengecil sejalan dengan pertambahan usia, tetapi malah membesar dan mengacaukan sistem dari antibodi, sehingga menyerang transmisi neuromuskular.



Myasthenia Gravis biasanya dimulai dengan gejala, antara lain :

* Ptosis yaitu mata layu yaitu kelopak mata jatuh, baik sebelah atau keduanya
* Diplopia yaitu pandangan mata berganda
* Gangguan bicara / cadel
* Gangguan menguyah
* Gangguan menelan hingga sulit menelan
* Kelemahan pada lengan
* Kelemahan pada kaki
* Gangguan pada otot pernafasan

Gejala awal dari masing-masing penderita tidak sama, hal inilah yang sering menyulitkan diagnosa MGers dari dokter. Sehingga perlu dilakukan serangkaian test laboratorium, dari EMG, test Antibodi, hingga CT Scan Torax. Sedangkan ada beberapa test yang saat ini masih belum dapat di lakukan di Indonesia, hasil darah tersebut di kirim ke Australia ataupun ke Amerika. Dan kabarnya di Singapora pun test ini juga belum bisa dilakukan masih di kirim ke negara lain.

Kelemahan dari masing-masing MGers tersebut juga beragam, ada yang hanya menyerang syaraf okular saja, atau bahkan mengenai hampir semua otot termasuk otot pernafasan, yang beresiko dengan gagal nafas yang menyebabkan kematian. 


Sampai sini, aku ingat dulu saat coass di RSMH ada remaja yang dirawat dengan diagnosa Myasthenia Gravis, bertahan hanya beberapa hari saja, karena kelumpuhan total pada otot pernafasannya. Setelah itu aku tak pernah lagi bertemu dengan pasien serupa, pun kini, saat aku sudah jadi dokter *sejalan dengan data yang menyatakan langkanya kasus ini. 

Pengobatan Myasthenia Gravis

Biaya pengobatan untuk Myasthenia Gravis tidak murah. Sebut saja Mestinon, obat  yang harus diminum seumur hidup, padahal harga satuan obat tersebut tidak murah, kurang lebih antara Rp. 6000 - 9000 / butir dan sehari, dan itu bisa dikonsumsi hingga 6 butir.  Selama ini penyandang Myashenia Gravis dapat beraktivitas dengan tergantung dari obat Mestinon ini seumur hidupnya. 

Belum lagi obat imunosupressan yang berguna untuk menekan antibodi, apabila Myashenia Gravis tersebut sedang bermasalah, misalnya obat jenis Methyl Prednisolone, Cellcept, ataupun Imuran.

Terkadang para Myasthenia Gravis juga memerlukan Plasmapheresis (penggantian plasma darah), IVIG (IntraVenous Immunoglobulin) untuk kasus yang lebih gawat, karena gagal nafas atau kelemahan di sekujur tubuh. Yang biayanya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Beberapa penderita Myasthenia Gravis yang ditemukan Thymoma, perlu dilakukan adanya pengangkatan Thymectomi. Dan apabila hasil PA dari Kelenjar Thymus (Thymoma) tersebut dinyatakan ganas, pasien harus dilakukan Kemoterapi.

Dan memang dari berbagai kasus Myasthenia Gravis tindakan Thymectomi, dianggap paling berhasil karena banyak yang mengalami perbaikan (atau sering disebut dengan remisi), dari yang susah berjalan, susah bernafas, tetapi sekarang sudah bisa beraktifitas normal. Namun diakui Thymectomi, memang tidak menjamin kesembuhan 100%, ada yang mengalami perbaikan, ada yang sama saja, tetapi ada juga yang kondisinya memburuk bahkan meninggal.

Selanjutnya aku ingin menulis sekelumit tentang pilihan pengobatan alternatif buat MGers dari beberapa sumber yang aku baca, ini minatku saat ini, semoga ada manfaatnya, walau setitik.

Mengapa Mers pilih Pengobata Alternatif?


Mengingat penyandang Myasthenin Gravis tidak bisa sembuh total, tapi bisa mengalami periode remisi, yaitu suatu kondisi dimana pasien tidak tergantung terhadap obat, dan pasien dapat beraktifitas secara normal. Sedangkan biaya pengobatan rutin jenderung mahal, atau tindakan khusus seperti Plasmapheresis dan IVIG yang mencapai ratusan juta ataupun Thymectomi yang artinya sangatlah mahal. Maka jadilah banyak para MGers yang tidak mampu mengobati penyakit ini secara tuntas, bahkan terkesan menyerah dengan resiko kematian.



Mengacu pada mahalnya biaya pengobatan secara medis, banyak MGers yang berusaha mencari jalur ke pengobatan alternatif. Ada yang melakukan akupuntur, pengobatan sinshe dan sengatan lebah. Ada yang meminum suplement colustrum, gamat, Transfer Factor, atau bahkan jus kulit manggis. Ada juga MGers yang mencoba peruntungan dengan rebusan daun sirsak, ataupun sarang semut.

Hasilnya dari berbagai macam usaha secara alternatif ada juga yang membuahkan hasil perbaikan, tapi ada juga yang belum nampak. 


Dan sungguh, ternyata konsumsi dengan suplement juga bukan hal yang murah buat para MGers. Mungkin saat itu yang tidak mahal hanya rebusan daun sirsak.



Berita Baik untuk Pengobatan Alternatif MGers

Beberapa waktu yang lalu, salah satu anggota komunitas Myasthenia Gravis Indonesia menginformasikan, share artikel tentang tanaman herbal yang berkhasiat untuk para MGers, bahkan kini sedang diteliti di Indonesia. Sangat spesifik untuk Myasthenia Gravis, dan syukurnya tanaman tersebut bisa didapatkan secara gratis.


Inilah jenis tanaman herbal yang konon bisa digunakan untuk pengobatan alternatif  bagi para MGers :

1. Tanaman Paku Kawat (Lycopodium)
2. Akar Kucing (Acalypha Indica Linn) disebut Anting-anting atau Lelantang.



Untuk tanaman Lycopodium selama ini biasa digunakan untuk obat luka memar, keseleo, bengkak. Dan menurut referensi tanaman Lycopodium mengandung alkaloid yang menurut literatur sepertinya berpotensi untuk dapat mengobati penyakit kronis seperti Alzheimer dan Myasthenia Gravis. Dan tanaman Lycopodium sedang diteliti di ITB.

Sedangkan yang lebih ramai diperbincangkan di komunitas Myasthenia Gravis Indonesia adalah yang kedua, yaitu Akar Kucing (Acalypha Indica Linn). Mungkin tanaman yang kedua ini lebih mudah diketemukan dibanding dengan Lycopodium.


Tanaman ini biasa digunakan untuk mengobati disentri basiler, malaria, sembelit encok, diabetes, tumor, eksim dan kelemahan tubuh. Tanaman akar kucing biasa terdapat di sawah, pekarangan. Dan sering dianggap sebagai gulma. Dengan tinggi sekitar 30-50cm. daun tunggal bertangkai panjang, bunga majemuk dan buahnya kotak bulat hitam. Tanaman ini sering di makan kucing dengan dikunyah, sehingga dinamakan akar kucing.

Untuk tanaman akar kucing ini sudah di uji coba di FKUI yang diujikan terhadap katak dan terbukti mempunyai efek neuroprotektor pada otot rangka katak yang dilumpuhkan, layaknya penderita Myasthenia Gravis. 

Berbekal info dari artikel tersebut para MGers pun sangat antusias untuk mencari tanaman akar kucing. Tanaman tersebut bisa diperoleh gratis dan pengolahannya juga relatif mudah. Tetapi ada permasalahan yang dihadapi oleh para MGers karena tanaman tersebut susah diketemukan diperkotaan dan tingkat kontinuitasnya rendah. Sehingga MGers susah mendapatkan hasil yang optimal dari tanaman tersebut. 



Selain itu takaran untuk pengobatan Myasthenia Gravis juga belum ada acuan yang jelas. Tetapi kalau melihat penggunaan tanaman akar kucing untuk encok adalah sebenyak 7 buah akar setiap hari, maka dapat diasumsikan jumlah yang digunakan untuk penyakit Myasthenia Gravis adalah minimal sama dengan yang digunakan untuk pengobatan encok, yaitu 7 buah akar / hari. 


Untuk mengolahnya dapat langsung di gunakan selagi masih segar, atau di keringkan terlebih dahulu agar lebih tahan lama kalau disimpan. Bisa juga, siapkan 4 buah akar kucing, rebus dengan 3 gelas air, hingga menjadi 1 gelas untuk sekali minum. Buatlah rebusan ini sehari 2x pagi dan sebelum tidur, semoga memperoleh hasil maximal.

Akupun optimis, bukan karena aku sudah mempraktekkannya pada MGers, tapi semoga dimasa depan MGers makin bersemangat lagi. Myasthenia Gravis bukan akhir dari segalanya, banyak yang masih bisa diperbuat. 

Dan kita mari dukung MGers dengan apa saja yang kita bisa, walau hanya lewat sebuah tulisan sebagai bentuk ungkapan cinta, bahwa kami peduli MGers. 

Yang ingin lebih dekat dengan MGers, silakan kunjungi  http://www.mgindonesia.org