Selasa, 28 Februari 2012

Tentang Ketiga Adikku

Aku sulung dari 5 bersaudara. Merantau, jauh dari keluarga sejak tamat SD, saat pertama kali merantau aku masih punya 3 orang adik. Artinya si Bungsu lahir saat aku tak ada di rumah. Dan sekarang, mari kukenalkan pada saudara-saudara serahimku ;)

Adik yang persis dibawahku seorang laki-laki, tampan dan pendiam. Nama aslinya Aria Fatra, lahir saat Iedul Fitri. Tapi sejak kecil aku biasa memanggilnya De' Fata. Tingginya menjulang, diatas rata-rata keluargaku. Kata orang-orang dekat paling mirip Almarhum Nek Anangku (Abahnya Mamaku). Manda kalau anak-anakku menyebutnya.

Manda sekeluarga di Kaliurang.
Alumni UII, Fakultas Teknik Industri. Sudah menikah dengan wanita asli Jogya, yang biasa disapa Nency oleh anak-anakku. Sekarang mereka sekeluarga bermukim di Kota Gudeg, tepatnya didaerah Godean. Ada rencana hijrah ke Lampung. Terkait promosi ditempat kerjanya. Semoga jadi...

Raffa dan Mama, mirip.
Naura dan Papa, mirip.
Sejak menikah aku paling jarang bertemu dengannya, terakhir Oktober 2009 saat Naura, anak keduanya lahir kami sekeluarga berkunjung ke Jogya. Putra pertamanya sekarang sudah TK, Raffa namanya, mirip banget sama Mamanya. Sebenarnya saat Iedul Adha 2010 mereka sekeluarga sempat mudik ke Way Kanan, tapi karena aku sedang menunaikan tugas sebagai TKHI, jadilah hanya aku saja yang tak berjumpa mereka. Kebayang dong rinduku pada De' Fata sekeluarga, secara sudah 2 tahun lebih tak pernah bertemu raga. Kapan ya bisa kumpul...

***

Avig, Abqar dan Abrar.
Ketiga jagoannya Bicak Anggun.
Berikutnya, adik tengah yang wajahnya paling mirip denganku, kata orang lho ya... Meski kulitnya sedikit lebih mateng dan jago masaknya itu lho yang membuat kami jadi tak mirip. Maklumlah adikku ini alumni Akademi Gizi Palembang. Kami lama sekamar bersama saat dikost depan Rumah Sakit Moch. Hussein. Namanya Anggun  Berbara, dan memang sosoknya saatlah anggun. Sekarang tinggal di Way Kanan, hanya berjarak 1 Km dari rumah Papa-Mamaku. PNS di RSUD sebagai Kepala Instalasi Gizi disana. Bicak sapaan Yunda dan Akang.

Bicak dan si kembar.
Avig, Ibu dan Babanya.
Suaminya asli Jawa tapi lahir dan besar di Lampung, sekarang bertugas di Dinas Lingkungan Hidup, PEMDA Way Kanan. Baba panggilan anak-anakku. Sudah dikarunia 3 orang jagoan, yang nomor dua kembar. Penampakannya, si sulung, Avig, sangat mirip Mahkungnya (Kakek dari pihak Baba), sedangkan si Kembar satu mirip Mas Avignya dan yang satu cenderung mirip Hamasku. Jadilah sering dibilang Abqar adiknya Avig, dan memang secara kebetulan tak begitu mau kalau kugendong. Sedangkan Abrar disebut sebagai adiknya Hamas, kalau aku datang langsung minta gendong. Lucuuunya...

Aku lumayan sering bertemu dengan De' Anggun sekeluarga, saat mudik ke Blambangan, Way Kanan. Biasanya kalau kami datang, mereka sekeluarga ikut boyongan menginap di rumah Papaku. Menambah seru suasana. Keahliannya masak sering kami manfaatkan, biasanya aku bagian ngasuh bocah-bocah, dan urusan mengolah menu sepenuhnya Bicak yang membereskan. Tak heran kalau anak-anak kami juga sangat dekat. Bahkan Avig nyata-nyata mengidolakan Akang Hamasnya. Dari model rambut sampai baju favorite Avig berusaha mencontoh Akangnya.

 ***

Adikku selanjutnya adalah seorang yang disapa Ami Aang oleh anak-anakku. Punya nama asli Angkasa Pranata. Sekarang mahasiswa semester akhir juga di UII, semoga segera kelar.
Ami Aang, narsis apa axis?
Si Ami yang gaya dan unik...
Rame kicaunya, suka main bola, kulitnya gelap, tinggi dan ceking. Suka jahil dengan para keponakan. Anehnya malah sering ditanya oleh anak-anakku.  Kapan Ami Aang datang? Ami Aang lebaran dimana? Kapan Ami Aang wisuda? Kapan nikah? Pertanyaan terakhir atas provokasi Emaknya :D

***

Lalu mana foto barengnya? Nach itu dia, kalau diingat-ingat kapan ya kami terakhir foto bareng? Sudah sekian lama tak ada foto-foto keluarga yang lengkap. Acara GIVE AWAY dari Mbak Susi menyadarkanku, walau foto bersama memang bukan satu-satunya cara melukiskan sayang, tapi paling tidak bisa dijadikan kenangan untuk diceritakan pada dunia, ini asli ranahnya kelebayyy-an, silakan diabaikan saja...

Tulisan ini bukan untuk diikutkan diacara manapun, jujur terinspirasi dari 'Aku Sayang Saudaraku' dari Mbak Susindra. Dan juga bermaksud membuat catatan yang bisa kujadikan arsip untukku dan keluarga. Sekalian menyiapkan serpihan 'dokumen penting' untuk hajatan Pakde Cholik mendatang,  kalau tak salah tentang 'Membangun Silsilah Keluarga'.

 Ssssttt, satu lagi adik yang belum kuceritakan, si Bungsu.

Sengaja :D biar ada bahan postingan berikutnya...

Minggu, 26 Februari 2012

Makin Sehat dengan Ngeblog

Ngeblog banyak manfaatnya, itu pasti, sudah banyak yang mengakuinya. Bagaimana tidak, dengan ngeblog kita bisa saling berbagi cerita. Baik pengalaman, mimpi, juga curhatan. Dengan aktif ngeblog juga bisa saling mengenal, menambah sahabat yang menghangatkan hati. Ada beragam acara yang diadakan sahabat maya diblognya, unik, seru dan tentu saja banyak hadiahnya, kalau menang atau beruntung. Tapi ingat jangan jadikan hadiah sebagai tujuan utama kita ngeblog ya... Pokoknya ngeblog saja dengan bahagia, itu yang membuat hati kita secerah mentari dan hari kita berwarna pelangi, cie...

Tapi jangan salah, ada juga lho yang setelah ngeblog jadi bete, kurang tidur, kerjaan terbengkalai, silaturahim ke tetangga jadi langka dan ada beberapa keluhan lainnya yang masih dalam batas kewajaran sich sebenarnya, misal mata lelah atau berair. Maka untuk kondisi yang seperti ini, aku sarankan kegiatan ngeblognya dievaluasi lagi, ditinjau ulang sejenak :mrgreen: Mungkin ada yang kurang pas. Sebab sejatinya (menurutku) ngeblog itu justru bisa membuat kita para 'Emak Hebat' makin sehat, asal benar cara pemanfaatan ngeblognya.

Menurutku yang baru ngeblog sejak akhir Mei 2010, tapi baru terlibat aktivitas BW sejak April 2011 ini sesungguhnya ngeblog itu adalah sarana efektif bagi para 'Emak Hebat' agar makin sehat. Asalkan memperhatikan keseimbangan 3 potensi dasarnya. Apa sajakah ketiga potensi dasar tersebut?

Potensi Fisik
Secara umum fisik kita perlu makanan seimbang juga minuman yang sehat. Maka saat ngeblog agar makin sehat kitapun tak boleh lupa makan, kurang minum. Selanjutnya mata tak boleh terlalu dekat dengan monitor, posisi duduk juga harus benar, tegak lurus, jangan membungkuk. Batasan jam ngeblog menurutku sangat relatif, yang penting istirahat kita tak sampai terganggu alias kurang tidur.

Dan ngeblog justru bisa membuat kita makin sehat secara fisik, karena dengan BW kita bisa mendapatkan sharing ilmu gizi seputar makanan, wisata kuliner dari dalam sampai luar negeri. Banyak rupa dan ragamnya. Sesekali memungkinkan lho untuk kita praktekkan resepnya di rumah.

Selanjutnya info kesehatan seputar pengalaman minum madu dan herbal, tips untuk bugar bagi keluarga juga bisa kita dapatkan diblog para sahabat. Info sehat ini bisa kita dapatkan dengan gratis, tampa membayar jasa konsultasinya. Menyenangkan bukan?

Potensi Akal
Bagaimana cara menyehatkan akal kita, apakah kita harus selalu minum suplemen agar tak gampang pikun? Atau kita harus terus belajar mengejar gelar S sampai kita bergelar profesor? Benar, akal yang sehat adalah yang selalu dipakai untuk belajar, karena dengan belajar akal kita aktif untuk berfikir.  Sehingga otak kita terstimulasi menyimpan memori dengan baik. Dengan ngeblog artinya kita terbiasa mencerna ulasan dalam banyak tulisan, kita juga terpacu untuk terus menuliskan apa yang ada dalam fikiran kita. Menulis itu bisa membuat kita terhindar dari kepikunan lho...

Bahkan kata Ali bin Abu Thalib, ra
"Ilmu itu ibarat kuda, dan menulis itu ibarat tali kekangnya. Maka ikatlah ilmu itu dengan menuliskannya". 
Menulis diblog salah satu cara termudah yang bisa kita lakukan. 

Potensi Jiwa
Jiwa yang sehat adalah yang terbiasa berbagi, punya fikiran positif yang optimal dan pandai bersyukur. Dengan ngeblog kita dilatih untuk itu semua.

Saat membaca curhat sahabat yang sedang tertimpa musibah, lahirlah syukur dalam jiwa kita, selanjutnya kitapun juga bisa mendo'akan sahabat tersebut. Ach indahnya saling berbagi sayang lewat do'a-do'a kita yang mengangkasa. Saat ada sahabat yang sedang berbagi pengalaman, kita bisa diingatkan pada pengalaman kita sehingga kitapun terpanggil untuk ikut berbagi, ketok tular dalam berbuat baik, bahagianya. Saat ada sahabat yang sedang emosi kita upayakan tetap berprasangka baik, menghidupkan iklim untuk terus berfikiran positif, demi sehatnya jiwa kita.

Adalagi yang namanya potensi tambahan, sebut saja potensi finansial. Nach pada tingkatan profesional aktivitas ngeblog bisa diberdayakan untuk membangun kekuatan finansial. Banyak lho yang sudah memetik hasilnya, mereka yang sudah berhasil mendapatkan cring-cring dari ngeblog. Aku belum bisa membahas tentang ini lebih lanjut sebab belum berpengalaman, semoga dimasa mendatang akupun bisa memberdayakan potensi finansial dengan ngeblog.

Selanjutnya, ngebloglah dengan suka cita. Ngebloglah dengan bahagia. Seimbang dalam semua hal. Terus menulis apasaja yang kita bisa tulis dengan tetap memperhatikan adab kepada sesama blogger. Dan agar makin besar manfaatnya, ngeblog dan menulislah dengan niat ibadah, semoga menjadi tabungan amal kebaikan kita kelak.

Maka marilah ngeblog dengan seimbang, agar makin sehat jiwa dan raga. Emak hebat itu banyak, tapi tak semuanya mau berbagi, atau bisa jadi suka berbagi tapi belum menemukan sarana untuk berbaginya. Adapun menurutku ngeblog adalah sarana efektif untuk berbagi. Kita sudah menemukanya. Maka teruslah berbagi dengan aktivitas ngeblog ini. Kumulai dari diri sendiri dan mengajak emak-emak blogger semua untuk tetap ngeblog dengan sehat dan menyehatkan. Sehat untuk diri sendiri, dan membagi sehat untuk yang lainnya, syukuri bila bisa ikut menyehatkan sekitar kita.

Maka teruslah menjadi Emaks Hebat yang pandai berbagi,
agar hidup kita makin terasa lebih nikmat di dunia dan lezat di akhirat.
Ayo Emaks Hebat berbagi sehat dengan NGEBLOG!!!


Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes "Ngeblog di Mata Perempuan" yang diselenggarakan oleh EmakBlogger"

Sabtu, 25 Februari 2012

Tiga GIVE AWAY Sahabat

Kenal Mbak Hany? Yang betah mukim di Claremont, New Hampshire, USA bareng keluarganya. Yang rajin berbagi keterampilan kreatif sampai membuatku ngiri dan terusik untuk punya mesin jahit *nach lho ngaku... Kalau belum kenalan monggo lho ya, pasti nggak rugi. Silakan kunjungi blognya di pojok-utak-atik

Apalagi sekarang beliau sedang menggelar GIVE AWAY ke 4, seru lho, mengajak kita sejenak menuangkan mimpi tentang musim dingin bersalju. Tertarik? Langsung aja klik, disini. Mudah kok caranya, dan ini hadiahnya...

Mau hadiah ini? Mau ya, samaaa...
Aku juga mau lho...

Pengumumannya pemenangnya tanggal 1 Maret 2012. Buruuuan ya, mumpung masih ada waktu, dan aku sudah ikutan :P  


***


Ada lagi GIVE AWAY menarik yang diadakan di  Kisahku, pasti sudah pada tahukan. Ini GIVE AWAY perdananya Bunda Monda. Giveaway Pertama di Kisahku ini berlangsung sampai 11 Maret 2012 pukul 23.59 WIB. Lengkapnya bisa dibaca disini

Beliau juga menggandeng Kakakin sebagai juri dalam perhelatan ini, sosok yang sudah sangat berpengalaman baik sebagai penyelenggara juga sebagai juri didunia perbloggeran, aku jadi keder, hehe... Aku berniat ikutan, tapi belum  buat postingnya, karena waktunya masih lama. Untuk kategori II aku sudah ada calonnya, ada 3, makanya masih dalam pertimbangan mau pilih yang mana. Dan tiga tulisan itu adalah: 

Seperti yang aku tulis dalam koment, saat itu aku baru saja mengambil sebuah foto mesin jahit yang mengingatkanku pada sosok Bu Ainun yang (baru kuketahui) suka menjahit. Entah ya belakangan aku sedang punya hasrat yang lebih pada si-mesin jahit, suka ngiler lihat karyanya Mbak Hany atau Elsa, Tantenya Dija yang super kreatif itu.

Kisah tetang si kaca mata ini, mengingatkanku pada diriku, berbeda tapi ngakunya serupa, hehe...

Tulisan ini yang membuatku berani menyapa beliau untuk pertama kalinya. Ya Belanda memang Negeri yang  yang juga memikatku, sebenarnya kena pengaruh suami, beliau yang terobsesi ingin ke 'Negeri Kincir Angin' itu. Jadilah aku tertular, sebagai istri yang baik dan mengagumi suami, hehe...

Tulisan mana yang akan kupilih, tunggu kelanjutannya :D *gaya lebayyy mulai menyembul...

***

Berikutnya adalah GIVE AWAY keduanya Mbak Susi. 
Giveaway Kedua Susindra yang bertema "Aku Sayang Saudaraku".


GA ini berakhir 15 Maret 2012 pukul 24.00 WIB dan pengumuman pemenangnya tanggal 25 Maret 2012. Masih banyak waktu bukan?


Ayo ikutan bersamaku yang sedang merindu keempat saudara. Ada 2 kategori juga. Lengkapnya silakan baca disini. GAnya Mbak Susi ini telah berhasil membumbungkan rasa rindu pada kedua adik laki-lakiku di Jogya, pada adik yang wajahnya paling mirip aku di Way Kanan dan juga pada si Bungsu yang suka merayu. Dan akan kuurai rasa rindu ini melalui tulisan, tunggu aku ya Mbak Susi :D


Dan masih diblognya Mbak Susi, bulan Mei nanti bakal ada GA lagi lho, mari kita nantikan bersama  ^^

Jumat, 24 Februari 2012

Solitaire dan Sendiri

Walau jarang nongkrong, aku tetap merasa warga Warung Blogger lho, jadi akupun terpanggil untuk ikutan acaranya Nicamperenique yang berklaborasi bersama Mbak Imelda Coutrier. Meski aku belum kenalan langsung dengan Mbak Imelda, aku ya tetap nekat ingin ikutan, justru ikut perhelatan ini kujadikan ajang untuk berkenalan dengan sang shohibul hajat. Secara aku sadar, untuk menang itu sulit, nyaris tak ada. Dan ternyata pagi ini tersiar berita duka yang kudapat di WeBe *jadi siapa bilang WeBe tak ada manfaatnya? bahwa Mamanya Mbak Imelda telah berpulang, turut berduka cita yang sedalam-dalamnya ya Mbak...

Dan kini saatnya kutuliskan kisah sederhanaku tentang solitaire dan sendiriSolitaire dimataku yang bukan master game adalah permainan offline yang unik tapi monoton, aku mengenalnya saat sudah bekerja di Puskesmas, maklum tahun 2004 akhir di Puskesmasku belum ada jaringan internet, jadi komputer dinas yang ada beberapa unit itu, isinya ya ragam game offline, salah satunya ya solitaire. Aku bisa tapi tak suka, karena terlalu monoton. Kalau zaman kuliah komputer kami ya adanya di rental, punya tetangga maksudnya, dipakai bercumbu ria saat mengerjakan tugas, itupun kadang sudah diusir sama penjaga rental karena mau tutup, sehingga kami seringkali membayar lebih untuk yang namanya jasa lembur. Maka main game saat kuliah, tak ada ceritaku. Ech ngomong-ngomong ada yang tahukah, sejak kapan usaha rental komputer berganti menjadi warnet? Hanya intermezo, tak ada kaitannya dengan tema giveaway.  

Kembali ke topik, membenarkan kata Nique, game solitaire ini identik dengan permainan individu karena memang tak butuh teman untuk memainkannya. Dan menurutku ada banyak game lainnya juga yang sengaja dirancang untuk dimainkan sendiri. Ini salah satu yang membuatku kurang suka main game, karena (lagi-lagi) menurutku sosok sendiri saat bermain game tidak identik dengan cara membentuk pribadi mandiri. Melakukan segala sesuatu sendiri tampa bantuan orang lain adalah salah satu bentuk kemandirian yang sejatinya memang diperlukan, tapi melatih diri untuk mandiri tidak harus dengan bermain solitaire dong, hehe... *ngomong aja, padahal bukan ahlinya... 

Tapi beneran, aku tak mengajarkan ber-game komputer-ria pada anak-anak untuk melatihnya menjadi pribadi mandiri. Bukan berarti anak-anakku tak boleh bermain ya, malah sangat kudukung. Bermainlah dengan teman sebaya, bermainlah dengan lingkungan. Karena kita adalah makhluk sosial yang hidup bersama dan memerlukan sekitar kita. Tentang hal ini pernah kutulis lebih lengkap saat ikut acara Uda Vizon Mainan Bocah Contest disini. Bermain bersama dengan permainan tradisional atau edukatif justru sangat membantu anak-anak untuk terus berimajinasi, berkreasi, bertumbuh dan menjadi pribadi sportif sekaligus mandiri. Semoga yaaa...

Sedangkan untuk urusan sendiri berbuah bisa melakukannya dengan mandiri, buatku itu sudah sejak tamat SD dulu, saat pertama kali aku merantau dan tinggal di Asrama Putri, jauh dari orantua dan keluarga lainnya. Walau berat, syukurnya aku bisa cepat beradaptasi. Jadi masa SMP, SMA sampai kuliah semuanya biasa aku lakukan sendiri. Mencuci baju dan piring, menyetrika, bobo', membereskan tempat tidur, berangkat sekolah adalah kegiatan yang biasa aku lakukan sendiri. Hanya untuk belajar, aku lebih suka melakukannya dengan kelompok, ya belajar bersama adalah salah satu kegiatan unggulanku untuk bisa keluar asrama saat SMP dulu. Lain halnya dengan belanja, aku lebih suka nitip ketimbang melakukannya sendiri. Haiya, ini saat masih jomblo lho ya, terus sekarang?

Sampai saat ini belanja adalah kegiatan yang tak biasa kulakukan sendiri, kecuali kepepet kuadrat, inipun dengan catatan penuh ketidak nyamanan. Iya lho, belanja yang katanya identik dengan emak-emak itu sampai kini ogah kulakukan sendiri. Takut? Tidak, takut sama siapa, sorry lah yaw, wong kito galo, napo nak takut. Malu? Uppsss, ngapain orang belanjanya bukan pakai duit hasil korupsi kok. Mungkin lebih kepada rasa yang sulit kuungkapkan dengan kata-kata, tak ada kaitannya dengan kemandirian kok. Belanja di pasar tradisional atau mall sekalipun aku berusaha untuk tidak sendirian. Dan syukurnya, aku dipertemukan dengan seorang suami yang tak sungkan menemaniku belanja, setia mengawal bahkan membantuku menawar kalau pas di pasar 16 Ilir, hehe... 

Hal lain yang TAK SUKA kulakukan sendiri saat ini sebenarnya masih banyak, ziarah kubur, ke acara kondangan, ke pantai, naik gunung *emang pernah? Aslinya aku lebih suka beramai-ramai, selain lebih seru juga kalau ada apa-apa jadi ada yang nolongin gitu maksudnya.  Satu lagi, sholat. Ya kalau sholat sendiri nilainya beda dong dengan sholat berjama'ah, nach karena tergiur dengan si-27 aku jelas lebih memilih untuk tidak sholat sendirian dong, walau kadang ya mau nggak mau sholat sendirian juga, karena memang tak ada yang bisa diajak bareng. Hamas dan Abinya ke masjid, Yunda biasanya ngekor ikut lari ke masjid yang hanya beberapa meter dari rumah, Mbak asisten lagi libur, jadilah aku sendirian saja, maklum kalau perempuan sholat jama'ah terbaiknya kan tetap di rumah aja ya :) 

Ada banyak hal juga yang sebenarnya nyaman bila aku lakukan sendiri saja, misalnya ke perpustakaan. Tapi belakangan karena banyak unsur pembelajaran yang bisa didapatkan, jadilah ke perpustakaan akhirnya menjadi agenda bersamaku dengan anak-anak. SUKA banget aku saat bisa sendiri menuangkan ide, sendiri khusuk menulis. Meski sering justru kerusuhan anak-anak bisa menjadi sumber inspirasi yang aku rindukan. Satu lagi bentuk sendiri yang asyik menurutku, sendiri berinstrospeksi, mengevaluasi diri. Sesekali ini kita perlukan, meluangkan waktu sejenak saja dan rasakan manfaatnya. Bahkan mobilpun perlu berhenti sejenak untuk mengisi bahan bakar, bagaimana dengan kita yang tak punya mesin ini? Merenung untuk evaluasi diri, selanjutnya menemukan 'sesuatu' dan menimbunnya menjadi kekuatan untuk terus melaju meraih banyaknya impian dalam hidup kita.  

Dan akhirnya kalau dicermati sampailah aku pada satu kesimpulan, bahwa segala sesuatu bisa saja aku lakukan sendiri, walau kalau pilih nyaman tidaknya aku jelas lebih memilih melakukannya bersama. Pribadi mandiri bukan identik dengan hidup sendiri. Bahkan satu dari sekian impianku yang belum tercapai adalah punya usaha sendiri, usaha yang mandiri. Mandiri berdikari yang bisa untuk menolong orang lain. Satu lagi sebagai penutup, sendiri yang mau tak mau, siap tak siap, tapi tak bisa kita hindari karena harus kita lakoni kelak, apa coba? Yups, sendiri menghadap Sang Pemilik Hidup. 

Tulisan ini diikutkan pada perhelatan GIVEAWAY :  PRIBADI MANDIRI yang diselenggarakan oleh Imelda Coutrier dan Nicamperenique.

Senin, 20 Februari 2012

Mesir Melambai

Perhelatan  sudah lama digelar, lama sudah tulisan ini terlunta. Akhirnya berhasil juga kutuntaskan malam ini, horeeyy *nggak ada pilihan sobats, deadlinenya malam ini, jatuh tempo ceritanya...

Una kali ini memberi kesempatan untuk menceritakan keinginan pergi suatu tempat dan (atau) satu masa. Tak ada batasan keberapa tempat, bahkan boleh berandai-andai berada disatu masa yang juga tak ada batasan masa lalu atau masa depan. Ach sosok Una memang tak biasa. Maka saatnya aku tulis sebentuk impian, semoga terwujud suatu hari kelak. 

Sebenarnya inginnya hati tentu sama ya seperti kebanyakan orang, kalau ditanya ingin kemana? Tentu semuanya ingin keliling dunia, hip-hip hoyeee pasti menyenangkan. Keliling nusantara saja belum Mak, tapi mumpung lagi ada yang kasih kesempatan berimajinasi, samber aja, kapan lagi, gratis juga kok ^^ Tapi kalau diurutkan, kemana aku paling ingin? Bersama orang-orang tercinta jawabku tentu saja ke Tanah Suci, menapaki jejak Ibrahim, AS sekaligus berziarah ke makam Sang Idola, sholat ditempat-tempat yang tiada bandingnya dan minum air zam-zam sepuasnya. Selanjutnya aku ingin bisa ke Palestina. Ingin berkenalan langsung dengan para wanita Palestina yang perkasa sekaligus sholat di tempat yang menjadi kiblat pertama itu. Selesai? Belum dong, mencoba menyibak sebuah cita-cita terpendam saat masih mahasiswa dulu, kemana coba? *jadi malu, nanti dikira gara-gara terimbas Ayat-ayat Cinta yang tersohor itu... 

Padahal sungguh tak ada hubungannya lho, sejak mahasiswa dulu rasa ini sudah ada, mungkin tepatnya sejak tahun 2000-an saat aku mulai menikmati tinggal di Palembang, aku begitu kepincut dengan sebuah tempat yang berjuluk Negeri Sejuta Piramid, Mesir. Tepatnya ke Kairo dan Iskandariyah sich sebenarnya. Aku pernah membayangkan menjadi salah seorang mahasiswi Al-Azhar, fasih berbahasa arab, hafal banyak hadist, mengkaji ulumul qur'an dengan riang, berguru pada para syech kenamaan. Dulu bahkan saat sedang suntuk-suntuknya belajar, membayangkan negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut ini sedikit menyegarkanku. Berlebihan mungkin, saat dulu aku membayangkan Sungai Nil itu ibarat Sungai Musi, hiiihiii... Laut Merahnya disamakan dengan apa ya? Ooh, entah ya, mengapa seorang aku sangat terpikat untuk bisa pergi kesana.

Mesir adalah negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesi, bisa jadi ini yang membuatku makin jatuh cinta. Hanya kebetulan mungkin ya lambang negara Mesir mirip Garuda, benderanyapun bernuansa merah putih *maksa mau bilang banyak kesamaan kalee, tapi beneran kok... 
Lambang Negara Mesir.
Gambar pinjam dari Wikipedia 
Ada satu perpustakaan di Mesir yang membuatku makin ingin kesana. Perpustakaan Alexanderia atau Iskandariyah yang pernah mendapat pengakuan sebagai perpustakaan terbesar dunia dengan koleksi buku lengkap walaupun sempat jatuh bangun, tapi aku sangat ingin bisa berada diruang bacanya. Pasti beda dong sensasinya dengan hanya berada diruang baca perpustakaan kampusku. Mesir yang terkenal dengan peradaban kuno dan monumen kuno termegah di dunia jelas membuat rasa inginku bertambah. Belum lagi dari Mesir, sudah sangat dekat tujuanku untuk bisa ke Palestina, masuk dari jalur Gaza.

Saat demo besar rakyat Mesir pada pertengahan 2011 lalu keinginanku lebih kepada sebuah tanya, kapan ya aku bisa ke Mesir. Kok nggak nyambung, apa mau ikutan demo massa? Huustss bukan, tapi mendadak sosok Zainab Al Ghazali mengelora dalam jiwaku. Seorang tokoh wanita asal Mesir yang berjuang dengan kekuatan penanya, kekagumanku pada beliau pernah kuceritakan disini

Selain beragam alasan tersebut, aku juga sangat suka kulinernya, termasuk martabak malabar alias martabak mesir. Martabak Mesir, lezat dan yang utama halal. Nach ini dia, salah satu yang membuatku jadi memilah-milih negara mana yang sangat ingin aku kunjungi, masalah adaptasiku dengan makanan yang terbilang selektif. Bukan bermaksud mempersulit diri sich, tapi lebih kepada cari aman. Menurutku, makanan bergizi itu utama untuk kesehatan, sesekali bolehlah mengesampingkan masalah nilai gizi, karena ini masuk ranah toyyibah. Adapun  makanan halal buatku dan keluarga jauh lebih utama demi keselamatan dunia akhirat. Seremkah bahasanya, maaf ya, tapi menurutku inilah bentuk kehati-hatian, tak ada toleransi untuk icip-icip walau sekali saja. Babnya halal sungguh sangat jelas bukan? Berhubungan erat dengan terkabul atau diabaikannya do'a-do'a kita. Pilih mana? Pilih do'a yang dikabulkan dong, artinya pilih yang halal saja. Duch, mungkin banyak yang nyesel baca ini, panjang lebar sok serius ngerumpiin Mesir melambai ujung-ujungnya mentok soal selera makan, huhhuuuuyyy... 

Dari dulu sampai sekarang keinginanku untuk bisa ke Mesir masih membumbung, hanya bedanya dulu aku membayangkan diriku sebagai mahasiswa, sendirian gitu... Namun sekarang aku maunya justru bersama keluarga, menyambangi tempat-tempat yang menarik minat dan berwisata kuliner bersama, pasti seru. Mesir masih sering melambai padaku.

Selesai sudah bagian luar negeri, dianggap selesai maksudnya, sebab sejujurnya dari Mesir aku mau ke Turki. Stop, saatnya dalam negeri bicara. Urusan dalam negeri sudah pasti aku berminat keliling nusantara, apalagi kalau dibayarin, hooohooo... Kalau bayar sendiri, daerah mana yang paling ingin aku kunjungi?  Pertama, aku ingin ke Jogyakarta. Terakhir kesana tahun 2009. Tempat ini menjadi penting kini, karena 2 adikku tinggal disana, jadi ke Jogya artinya aku menyambung silaturahim dengan mereka. Duch bakal kemana-mana ini tulisan kalau aku bahas disini, tapi intinya keutamaan silaturahim itu begitu menggiurkanku, mengingat 2 adikku jarang sekali bisa mudik ke Lampung. Semoga suatu hari saat kami sekeluarga berkesempatan ke Jogya bisa janjian sama Una yang punya Mbah di Jogya, atau malah sekalian bisa ikutan kopdar di Candi Prambanan seperti gagasannya Teh Hanie *aku tunggu undangannya lho...

Setelah ke Jogya dengan tujuan mulia, aku paling ingin ke Bangka sekalian ke Belitung juga, bareng keluarga tentunya. Menyusuri indahnya pantai, kejar-kejaran bersepeda ria, membuat istana pasir, mengukir cerianya pagi dengan kebersamaan dan menikmati indahnya senja dengan kesyahduan. Mengajarkan bertafakur pada anak-anakku, bisa jadi sembari menyegarkan cerita heroik tentang laskar pelangi yang mereka kagumi. Keinginan yang biasa, tapi sungguh sangat ingin aku wujudkan, secara aku pernah ke Bangka hanya berdua suami saja, tak bersama anak-anak, romantis memang tapi terasa ada yang tak lengkap, terasa kurang hangat, mengingat anak-anakku teramat sangat suka laut berpantai, sementara di Palembang tidak ada, hikksss

Tidak muluk-muluk bukan? Mohon do'anya sobats. Karena aku penganut keyakinan semua indah pada masanya, maka semua yang kutulis adalah sebuah impian yang masuk daftar do'a, semoga suatu hari bisa terwujud nyata. Terima kasih sudah membaca daftar ingin kemananya aku, makasih juga ya Una, ditunggu tiket ke Jogjanya *hayoooh balapan naik sepeda, atau aku minta bonceng Una aja ya...


Minggu, 19 Februari 2012

Selamat Jalan Oya

Lama tak menyambangi blog ini, apalagi BW. Merasa ada yang kurang dalam rutinitas harianku, tapi mau bagaimana lagi, situasi yang sedang tidak memungkinkan. Terkait dengan sedang sakitnya orang-orang tercinta. Datuknya Hamas yang harus bolak-balik kontrol ke Ahli Jantung belum lagi kondisinya yang jauh dari stabil benar-benar menyita rasaku. Bersamaan juga, Allah ternyata berkehendak melengkapi kisah sakitnya Paman yang biasa kami panggil Oya ke batas akhirnya.

Alm. Oya,  yang nama aslinya Ali Hanafiah.
  03 Mei 1953-16 Februari 2012
Oya adalah adik kandung Yainya Hamas, artinya Paman Abinya Hamas. Nama lengkapnya Ali Hanafiah. Beliau yang lahir tanggal 03 Mei 1953 ini mendadak sakit akhir Juli 2011 lalu, sesaat menjelang Ramandhan 1432 H. Kakinya bengkak dan nafasnya sesak, padahal sebelumnya tak ada keluhan. Keseharian beliau sebelum sakitnya adalah mengurusi kantor hukum milik keluarga yang ada di Ruko Bukit. Ruku dengan 3 lantai, yang juga dihuni oleh Keluarga Kakak ketiga dari Abinya Hamas, dan Oya tidur di Lantai 2, bersebelahan dengan kantor. Lantai 3 hunian Kakak sekeluarga. Lantai 1 dipakai untuk usaha warnetnya Kakak yang berklaborasi dengan pihak mertuanya.  

Tinggal di Lantai 2 awalnya tak ada masalah buat Oya. Tapi belakangan menjadi hal yang sangat sulit dilakoninya karena sakitnya. Akhirnya Oya kami ajak tinggal di rumah kami, dengan menempati kamar tidurnya Hamas. Ramadhan dilaluinya dengan kesulitan yang mulai nyata, Iedul Fitri datang, sakitnya mulai pulih. Sempat kami tinggal mudik ke Lampung beberapa hari. Pulang mudik, Oya sudah tampak segar. Sudah bisa nyetir lagi. Sebelum sakit Oya memang sering diminta menjemput anak-anak kami ke Sekolah kalau pas Abinya Hamas ke luar kota. Keahliannya nyopir mobil sejak muda dulu sangat kami manfaatkan. Hanya lucunya, Oya kami tak bisa mengendarai motor. 

Selanjutnya karena Oya mulai sehat dan bisa beraktivitas lagi, oleh seorang Ayuk kami diminta untuk pindah ke rumahnya, karena mereka sedang butuh sopir. Ingin rasa menahannya, karena setahuku Oya memang belum sehat benar dan beliau nyaman di rumah kami. Tapi ya kami juga tak ingin dianggap tak peka pada kebutuhan saudara. Jadilah pada November 2011 tempat tinggal Oya pindah lagi. Beliau sehat dan menjalani aktivitas sebagai sopir pribadinya Ayuk. Sampai padah awal Desember ternyata Oya sakit lagi. Kondisinya mulai ngedrop. Bolak-balik ke Rumah Sakit, dan akhirnya diputuskan dalam musyawarah keluarga Oya dipindahkan lagi ke rumah Yai di km 5.

Oya pada 25 Oktober 2011, saat milad Yunda yang ke 8.
Dan setelah itu kondisinya memang tak juga kunjung membaik, belakangan ada indikas hatinya juga payah, ginjalnya juga sudah kena. Komplikasi berkelanjutan. Di rumah Yai kami sering berkumpul sekalian menengok Oya, bergantian saja mengantarnya kontrol ke RS. Masih sering terdengar candanya. Awal Februari memang terlihat kondisinya makin menurun, tapi kami masih banyak berharap apalagi Oya masih tampak bersemangat menjalani pengobatannya. Selain ke RS, Oya juga menjalani pengobatan alternatif.

Namun ternyata, Allah yang Maha berkehendak, menutup usianya pada Kamis malam Jum'at, tanggal 16 Februari 2012 pukul 18.00 WIB. Saat aku dan suami sedang berada dalam perjalanan dari Way Kanan, Lampung sepulang mengantarkan Datuknya Hamas. Jadi kami tak menyaksikan saat-saat terakhirnya. Tak ada pesan ataupun isyarat khusus. Hanya memang saat kami bertemu fajar menjelang subuh hari itu, sesaat sebelum berangkat ke Way Kanan, Oya tampak sangat lesu. Tapi tak banyak yang kami bicarakan, karena saat itu kami menjemput Adiknya Abi Hamas yang ke 7 untuk menemani kami mudik, mengingat perjalanan hari ini kami rencanakan PP, jadi butuh sopir cadangan yang menemani kami. Kami berlalu, sedang Oya masih duduk di teras menatap kami setelah sebelumnya minta antar kontrol ke RS, sayang pintanya tak bisa kami penuhi. Tak kusangka itu adalah pertemuan terakhir kami. Bahkan tak ada kata maaf yang kami haturkan padanya. Ach, sesal memang selalu datang belakangan.

1. Yek Oya dan Abang Wahyu, 2010
2. Yek Oya dan Hamas, 2007
Oya disapa Yek Oya oleh para cucu.
Yek = Kakek dalam bahasa Batun, Palembang.
Oya yang semasa hidupnya dekat dengan anak-anak kami. Suka dimintai uang jajan tambahan oleh mereka, sering mengantar jemput Sekolah tampa bayaran. Oya yang hobby makan pindang dan tunjang. Belakangan sedang semangat-semangatnya belajar dzikir, ada niat untuk berhaji dihatinya. Selamat jalan Oya, semoga Allah menerima semua amal ibadahmu, melapangkan alam kuburmu dan menempatkanmu di sisi-Nya pada sebaik-baik tempat keabadian.

Tak ada yang bisa kami lakukan saat ini buat Oya, selain mendo'akan beliau. 

Dan orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami, ampunilah kami dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan beriman.” (QS Al-Hasyr 59: 10)


Tujuh dari sebelas cucu Yai mengantar sampai ke TPU Sungai Goren.
"Selamat jalam Yek Oya"
Pemakaman dilaksanakan pada hari Jum'at 17 Februari 2012 di Pemakaman Umum Sungai Goren 4 Ulu, Kertapati setelah sebelumnya sholat jenazah di rumah juga di Masjid Nurul Islam. Semua terselenggara begitu lancar dan banyak sekali bantuan tak terduga dari berbagai pihak, semoga menjadi pertanda yang baik untuk kehidupan Oya yang sesungguhnya. Selamat jalan Oya...

Jumat, 17 Februari 2012

Antologi Ketika Buah Hati Sakit

Spesial Promosi [Sticky Post]


Banner Promonya dari Grup.
Sudah terbit, bisa dipesan sekarang...
Sebuah buku dari tulisan para bunda, yang suka panik tapi tetap smart saat buah hatinya sakit. Satu karyaku ada disini. Begini cuplikan tulisanku dalam KBHS tersebut...

Dan kenyataan membuktikan sejak mengkonsumsi madu sebagai obat, Hamas jadi jarang sekali terkena penyakit, termasuk sakit batuk dengan demam tinggi yang disertai sesak nafas. Luar biasa, bahkan saat demampun cukup beri madu dan air putih lebih banyak saja, tak adalagi obat penurun panas dirumahku. Sekiranya diperlukan aku hanya mengkombinasikan madu dengan jintan hitam saja. Jintan hitam alias habatussauda adalah salah satu obat yang juga disebut dalam hadist sebagai obat untuk semua penyakit, hanya kematian yang tak bisa diobati dengan habatussauda. Dan salah satu metode pengobatan yang kupakai juga untuk keluarga termasuk anak-anakku adalah bekam. Ketahuilah ternyata metode bekam sudah banyak dipakai di mana-mana, dan sebagai muslim kita wajib yakin karena hadist untuk melakukan pengobatan dengan bekam ini ada. Hamas dan Yunda bahkan senang sekali dibekam, walau hanya bekam kering, tanpa mengeluarkan darah. Metode bekam ada juga yang disebut dengan bekam basah yaitu yang disertai dengan pengeluran darah. Akupun baru 3 bulan lalu ikut pelatihan bekam, ternyata besar manfaatnya. Bisa dipakai untuk keluarga dan orang sekitar. Buatku langkah ini tak sepenuhnya mudah, banyak juga suara-suara sumbang dari sekitar. 
"Lama sekolah dokter tapi mengapa sekarang malah jadi dukun?"
Ini salah satu yang terdengar nyaring. Tak mengapa, bukankah islam awalnya dianggap asing, tak banyak yang mau mengikutinya. Tapi bila kita yakin ini adalah kebenaran, maka keyakinan itulah yang akan meguatkan kita. Hidup adalah perjuangan, perjuangan menebarkan kebenaran. Mengamalkan pengobatan ala Nabi. Kembali menghidupkan teori kedokteran islam, kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi. Dan rasakanlah manfaatnya. Sekaranglah saatnya menyalakan lilin, bukan mencela kegelapan. Sekarang saatnya kita kembali ke madu, habatussauda dan bekam tanpa perlu sibuk merutuki obat-obatan kimia yang memang ternyata dibuat untuk melemahkan kita, belum lagi kehalalannya masih perlu diuji.

Gue banget kan? Umak-umak yang sedang berjuang untuk jadi herbalis. Semoga...
Dan masih ada 64 tulisan lainnya, karya bunda-bunda lain dengan gaya berceritanya masing-masing. Termasuk juga sahabat bloggerRidha Alsadi yang punya blog Bangau Putih.


Dan inilah penampakan sample KBHS, dari fbnya Endah Widayati

Salah satu lembaran isinya...
Covernya...
Boleh dipesan padaku, akan ada potongan harga. Sebentar lagi buku ini beredar di Gramedia seharga Rp 48.000, bisa kasih diskon karena ada harga khusus untuk penulis. Atau langsung hubungi penerbit, caranya? Aku cari tahu dulu ya...

Rabu, 08 Februari 2012

Mengunyah itu Sehat

Diingatkan oleh Thia, kalau GIVE AWAY 'Kemilau Cahaya Emas' berakhir hari ini, och kaget juga, walaupun sudah biasa... Sebenarnya sudah lama ingin ikutan, tapi suka bingung masuk ke blognya Maya, pernik-perniknya sedikit berbeda ya? Tapi setelah kubaca ulang persyaratanya memudahkan sekali, bahkan boleh dengan satu kalimat saja, maka akupun meyakinkan diri untuk ikutan. Semoga setelah ini aku bisa lebih mengenal seorang Maya. Yang pada perkenalan sepintas, aku kok membayangkan sosok Maya seperti saat aku masih mahasiswa dulu *cie, ngaku-ngaku rek... 


Tapi banyak bedanya, diusia yang masih belia, Maya sudah berhasil menulis sebuah buku. Dan sudah bisa menjadi seorang blogger yang cool sekaligus smart. Dulu, seumuran Maya, jujur aku malah belum terfikir menulis dan menulis. Semoga dikehidupan nyata, Maya justru punya 3 B yang utuh. Beauty, braint dan behavior yang selaras dengan yang aku temukan dari tulisannya. 

Aku pilih posting 'tapi  tak mau mengunyah', sebuah tulisan original yang mudah dicerna. Tapi tetap khasnya Maya, dengan menampilkan sosok Mama, 'Putri Tidur' dan 'Putri Salju' yang lekat dan hangat. Penuh kekeluargaan dan saling menyayangi, jadi ingin kenalan dengan Mamanya Maya. Beliau pastilah wanita yang luar biasa. Titip salam buat beliau ya May... 

Kembali kepilihan posting. Cerita tentang mengunyah.
Kita tentu pernah tahu bahwa ada salah satu hadits yang menganjurkan kita untuk makan dengan tidak tergesa-gesa, secara perlahan dan tafsiran dari hadis ini pun beraneka ragam ada yang bilang dengan mengunyah sebanyak 32 kali, 33 kali, 40 kali. Hal yang gak usah diperdebatkan , berarti bisa kita ambil kisarannya aja diatas 30 – 40 kali kunyahan sekali makan. Pernah nyoba? Aku sudah merasakan dan ternyata butuh kesabaran diatas rata-rata, jadi kalau  makan langsung telen disuruh ngunyah pasti minta ampun. Jadi ingat juga dengan Totto Chan dalam bab kunyahlah baik-baik, pernah baca?


Trus pernahkah mendengar bahwa menurut sebuah penelitian saat kita makan sebenarnya perut kita udah kenyang , tapi karena otak belum menerima sinyal dari perut untuk berhenti maka otak akan berpikir kalau kita masih butuh asupan makanan , maka diharapkan dengan mengunyah lebih lama ini akan memberikan kesempatan bagi perut untuk menyampaikan sinyal ke otak dengan tepat. Jadi kita bisa berhenti makan sebelum kenyang , sesuai anjuran Rasulullah. 


Sebuah penelitia (lagi) di Universitas Rhode Island , Kingston, Amerika yang dilakukan oleh Ana M. Andrade. Menguji kebenaran teori tersebut terhadap 30 wanita yang diminta untuk makan pasta dalam waktu yang berbeda. Hari pertama, ke-30 wanita ini diminta untuk makan secepat mungkin tanpa ada jeda di antara suapan. Lalu pada hari kedua mereka diminta untuk makan dengan sepelan mungkin, dengan jeda di antara suapan. Mereka juga harus mengunyah makanannya 20 sampai 30 kali.Hasilnya, mereka yang makan dengan perlahan dan mengunyah makanannya dengan tekun dapat mengurangi jumlah kalori yang mereka santap hingga sekitar 70 kalori.

Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Prof.Hiromi di Jepang, menurut beliau, makanan itu katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna, dan enzim bisa bekerja secara maksimal. 



Benar banget ya nyata mengunyah secara perlahan sesuai anjuran Rasul sangat banyak  manfaatnya. Yuk diterapin dan ceritakan sensasinya ya...


Cerita lainnya, para peneliti di Universitas St Lawrence memilih siswa yang mengunyah permen karet sebelum memintanya mengikuti serangkaian tes. Mereka menemukan, para siswa yang mengunyah permen karet dapat menjawab serangkaian ujian lebih cepat daripada para siswa yang tidak lebih dahulu mengunyah permen karet sebelum tes. Ternyata menurut penelitian, mengunyah permen karet dapat meningkatkan kekuatan otak.


Tapi pada kasus Maya, mengunyah menjadi hal yang berbeda. Saat raga sampai pada puncak letih yang meraja, maka mengunyah adalah satu aktivitas yang ingin dilewati saja. Ingin makan tampa mengunyah, bisa? Bisa dong ya, dibuat jus, jadi bisa langsung glek aja. Namun ternyata yang mananya serat akan kurang, artinya kandungan makanan jauh dibawah semestinya. Dulu, zaman mahasiswa, sering kali kualami hal serupa, syukurnya buru-buru sadar. 


Dalam tulisan Maya, ada sosok Mama yang mengingatkan dengan penuh cinta, begini katanya "Sudah tahu punya segunung aktivitas tetapi tidak memberikan porsi makanan yang setimpal untuk tubuh. Bagaimana bisa? Jika Maya sakit bukan hanya Maya saja yang sakit. Ingat, semua orang yang mencintai Maya juga akan sakit. Ayo, makan walau hanya sedikit" *Mama yang hebat, makin salut aku jadinya...


Aku dulupun berfikiran yang sama, kalau nggak makan nanti sakit, kalau aku sakit, Mama pasti cemas, buru-buru datang kekostku, padahal adik-adik butuh diurusi, maklum anak sulung yang merantau. Sampai sekarangpun, kalau lagi (seolah) sulit mengunyah makanan, kesadaran bahwa aku harus sehat, harus kuat agar bisa mengurusi anak-anak dan keluarga, menyelesaikan tugas dan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, semua ini yang mampu membangitkanku.  Benar kata Maya, sepakat aku, yok totss dulu...Big power comes with great responsibility. Kekuatan yang besar akan selalu diiringi dengan tanggung jawab yang besar. Namun bagaimana mungkin bisa memberikan kekuatan yang besar bila hal-hal kecil saja tidak bisa diatur dengan baik. Mau dibawa kemana tanggung jawab yang sudah di depan mata? MasyaAllah. Fight! Allahu Akbar!


Semangat ya May, kamu bisa, aku yakin itu !!!

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Kemilau Cahaya Emas yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain".